Cerita Mahasiswa tentang Detik-detik 'Penyerbuan' Polisi ke Kampus UNM

Cerita Mahasiswa tentang Detik-detik 'Penyerbuan' Polisi ke Kampus UNM

- detikNews
Kamis, 13 Nov 2014 19:37 WIB
Makassar -

Kerusuhan terjadi di kampus Universitas Negeri Makassar (UNM). Ratusan polisi 'menyerbu' ke kampus yang terletak di Jalan AP Pettarani itu. Berikut cerita mahasiswa tentang kejadian tersebut.

Salah satu koordinator aksi mahasiswa UNM, Rahman, mengatakan, dosen dan mahasiswa kalang kabut saat ratusan polisi masuk ke kampus. "Dosen kami ikut dipukuli, diseret kayak maling," kata Rahman di kampusnya, Kamis (13/11/2014) petang.

"PD (Pembantu Dekan) III Jurusan Keolahragaan, Pak Kasman, diteriaki dengan omongan jorok. Sesuatu yang tidak pantas diucapkan petugas," imbuh Rahman.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain gedung-gedung perkuliahan, puluhan kendaraan milik mahasiswa, pegawai dan dosen UNM ikut dirusak. Seperti mobil Daihatsu Terios nomor polisi DD 815 AK milik Ketua Prodi Administrasi Perkantoran, Hafied Amirullah. Kaca depan mobil tersebut pecah.

Rahman mengaku tengah mengumpulkan bukti-bukti tindakan represif kepolisian dan akan melaporkan aksi penyerbuan kampus ke Kompolnas dan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM).

"Kami mengutuk keras aksi keji yang dilakukan aparat yang menyerbu kampus kami, merusak fasilitas kampus dan memukuli mahasiswa yang sedang kuliah, kami akan adukan Kapolda Sulselbar ke Kompolnas dan Komnas HAM," ujar Rahman.

Mahasiswa semester akhir jurusan Pendidikan Luar Biasa, Fak. Ilmu Pendidikan UNM ini menambahkan, pihaknya meminta Kapolri Jenderal Sutarman, segera memberi sanksi pencopotan pada Kapolda Sulselbar Irjen Anton Setiadi dan Kapolrestabes Makassar Kombes Ferry Abraham
karena telah memerintahkan anggotanya menyerang mahasiswa hingga ke dalam kampus.

Dalam kesempatan berbeda, Kabid Humas Polda Sulselbar, Kombes Endi Sutendi, menyatakan masuknya polisi ke kampus dipicu terlukanya Wakapolrestabes Makassar AKBP Totok Lisdiarto akibat terkena anak panah di rusuk kirinya.

"Kapolda sudah tahu peristiwanya, anggota-anggota kepolisian yang menyerbu mungkin saja emosi komandannya terkena anak panah," ujar Endi.

Selain puluhan mahasiswa yang jadi korban, beberapa wartawan ikut terluka akibat dipukuli polisi yang emosi karena diambil gambarnya saat merusak gedung-gedung perkuliahan kampus UNM.

Waldy, kamerawan Metro TV harus mendapat lima jahitan di pelipis kirinya di RS Islam Faisal akibat dikeroyok anggota polisi. Selain Waldy, beberapa wartawan lainnya, seperti Iqbal, fotografer Koran Tempo yang memory kameranya dirampas polisi, Ikrar Culleng dan Daniel,
kamerawan Celebes TV, serta Asep Iksan, fotografer Koran Rakyat Sulsel, juga dibogem dan ditendangi aparat.

(mna/try)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads