"Kami (KIH dan KMP) setiap hari ketemu, setiap saat berkoordinasi. Melalui pertemuan dan tidak ada perseteruan, dan mudah-mudahan dalam waktu dekat sudah ada titik temu," kata Wakil Ketua DPR Agus Hermanto di kantornya, Senayan, Jakarta, Rabu (5/11/2014).
Lantas, apakah titik temu apa yang dimaksud berupa tawar menawar pimpinan alat kelengkapan dewan hingga adanya pengocokan
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Keinginan, harapan,itu kan harus disesuaikan, kalau ada kawan-kawan yang ingin (pimpinan alat kelengkapan DPR) dikocok ulang, atau pemilihan kembali, tapi yang penting pembicaraan itu menyatu dulu. Sekarang pembicaraan saja yang belum ketemu," kata politisi Partai Demokrat itu.
Pada Selasa (4/11/2014) kemarin muncul juga wacana pemekaran komisi dan penambahan jumlah pimpinan di alat kelengkapan DPR. Namun usulan ini ditolak oleh pimpinan DPR tandingan versi Koalisi Indonesia Hebat (KIH).
"Kalau ditambah itu malah nggak bagus, jangan begitu. Itu tawaran yang mempermainkan aturan, tidak memberikan pendidikan baik," kata Wakil Ketua DPR tandingan Dossy Iskandar saat dihubungi Rabu (5/11/2014).
Dossy menegaskan KIH menginginkan musyawarah mufakat untuk membahas alat kelengkapan dewan secara bersama-sama. Dia menyebut alat kelengkapan dewan yang dibentuk oleh 5 fraksi yakni Golkar, Gerindra, Demokrat, PAN, PKS tidak sah karena tidak memenuhi kuorum dalam pengambilan keputusan sesuai Tata Tertib DPR.
"Kami berharap pakai pikiran yang adil, kedepankan musyawarah dan mufakat, dan bagilah secara proporsionalitas," kata politisi yang juga menjabat Sekretaris Jenderal Partai Hanura ini.
(erd/nrl)