Aksi Joni Efendi (54), seorang sopir Taksi Express yang berani melawan perampok yang mengincar dirinya patut diacungi jempol. Meski dikeroyok oleh 3 bandit yang masih ABG, namun Joni berhasil menggagalkan aksi perampokan tersebut.
Perampokan berawal ketika pada pukul 03.00 WIB, Selasa (23/9/2014), Joni mengemudikan taksinya yang bernopol B 1985 BU di depan Mal Pejaten Village, Pejaten, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Saat itu, korban menaikan 3 pelaku FA (16), Muhammad Basiturohman (18) dan SU, yang memintanya untuk diantarkan ke Kemang Utara.
"Yang nyetop taksi Basit. Saya yang bukakan pintu untuk Basit. Terus kami naik," ujar salah satu tersangka, FA (16) kepada detikcom di Polsek Pasar Minggu, Selasa (23/9/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya bawa parang, kalau yang bawa pisau itu Basit," ucap FA yang saat itu mengenakan kaus oblong dan celana pendek.
Ketiganya kemudian meminta diantarkan ke Kemang Utara. Namun, saat taksi melintas di depan Sekolah Gonzaga, ketiganya meminta sang sopir untuk berputar balik. Mereka kemudian mencari lokasi yang sepi untuk mengeksekusi korban. Korban dieksekusi di Jl Pejaten Barat III.
"Nah di situ ada tempat sepi, langsung Basit nodongin pisau ke leher sopir. Terus dia bilang 'Bang..Bang, berhenti di sini Bang," jelasnya.
Saat ditodong pisau, korban kemudian membuka kaca jendela pintu, lalu melawan Basit. Korban dan Basit kemudian saling berebut pisau. Saat itu, tersangka Basit kemudian menusukkan pisaunya ke leher korban. Darah pun bercucuran dari leher korban.
"Pas itu sopir keluar. Terus saya juga keluar, tadinya mau bantuin Basit. Kalau SU dia kabur pas saya bantuin Basit," cetusnya.
Dengan sekuat tenaga, korban akhirnya berhasil merebut pisau dari tangan Basit. Dalam keadaan nyawanya terancam, sopir kemudian menusukkan pisau tersebut ke perut Basit.
"Terus saya tonjok sopir. Terus sopir menusuk tangan saya pakai pisau itu," katanya sambil memegang lengan kanannya yang sudah diperban akibat tusukan pisau.
Korban kemudian berteriak meminta tolong. FA dan Basit yang sudah terluka pun panik, hingga akhirnya mereka melarikan diri.
"Terus di jalan ketemu ada dua orang naik motor. Kebetulan kami kenal sama dua orang itu, terus kami minta diantarkan ke rumah sakit," tuturnya.
FA menuturkan, ia dan teman-temannya memang sudah merencanakan untuk merampok. Target mereka saat itu adalah pejalan kaki. Namun saat itu, mereka bertemu dengan sopir taksi. Dalam aksinya itu, mereka melengkapi diri dengan sebilah pisau dan pedang kecil.
"Ya senjata buat jaga-jaga saja. Cuma ditodongin saja, nggak niat buat sampai membunuh korban. Cuma buat pingsan korban saja," pungkas remaja pengangguran ini.
(mei/ndr)