Misteri Batu Berbunyi dengan Ceruk Berlafal Allah di Situs Gunung Padang

Misteri Batu Berbunyi dengan Ceruk Berlafal Allah di Situs Gunung Padang

- detikNews
Kamis, 18 Sep 2014 07:44 WIB
Cianjur -

‎Ke manapun mata memandang selalu tertumbuk pada tumpukan batu di situs megalitikum Gunung Padang. Namun, batu-batu yang tersusun di situs itu masih menyimpan banyak pertanyaan yang belum terjawab.

Seperti salah satu batuan andesit yang berada di teras I situs itu. Ada 2 buah batu panjang berukuran sekitar 1 meter lebih yang posisinya sejajar. Batu itu yang dikenal sebab bisa berbunyi bak alat musik apabila diketuk.

Saat bertandang ke situs Gunung Padang pada Selasa (16/9), ‎detikcom menyempatkan diri untuk mendaki di malam hari dengan ditemani juru pemelihara (jupel) yang biasa disapa Pak Nanang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di tengah udara dingin Gunung Padang dengan hanya ditemani sinar bulan yang samar dan berbekal senter, Nanang pun menunjukkan batu yang dinamakan batu Bonang dan batu Kecapi yang berbunyi apabila diketuk. Saat itu waktu sudah melewati tengah malam. Suasana situs yang gelap akan sulit dijamah apabila tidak membawa penerangan.

Sebelumnya detikcom juga telah beberapa kali mengunjungi situs pada siang hari, sehingga batu yang berbunyi itu sudah tak terlalu menarik. Namun Pak Nanang menunjukkan hal yang sedikit berbeda.

"Ini ada ceruk di batu ini memang sudah ada seperti ini. Entah dulu yang membangun bangunan Gunung Padang mempunyai maksud apa juga belum tahu," kata Nanang sambil menunjuk ke cerukan itu.

Pertama Nanang mengajak melihat kembali batu Bonang yang posisi masing-masing ujungnya menghadap matahari terbenam dan terbit. Pada sisi ujung batu yang menghadap ke barat terdapat sebuah cerukan kecil.

"Ini kalau kita taruh jari pada tangan kanan kita pas masuk semua ke ceruk itu," jelas Nanang sembari mengepaskan kelima jari tangan ke ceruk itu.

Sejurus kemudian, Nanang mengatakan bahwa cerukan itu juga dapat dibaca laiknya sebuah huruf. Namun detikcom mengernyitkan dahi tak terlalu paham akan maksud pria yang lahir di pedesaan di kawasan Gunung Padang ini.

Lalu dibantu dengan sinar dari senter, Nanang menyinari batu itu dari arah timur menuju ke barat. Karena waktu itu malam hari maka sebuah bayangan tercipta dari ceruk tersebut.

"Itu ada tulisan, coba diperhatikan bacanya apa?" tanya Nanang.

Sekilas melihat, tulisan yang tercipta dari bayangan ceruk itu tak juga terbaca. Namun tak butuh waktu lama, tiba-tiba detikcom mengucapkan sebuah kata yang meluncur saja dari mulut.

"Allah," kata itupun terucap sembari masih melihat bayangan yang terbentuk di ceruk itu.

"Anda sendiri yang bilang. Alhamdulillah, karena nggak semua orang tahu setelah saya perlihatkan. Saya nggak mau bilang, biar orangnya sendiri yang paham," tutur Nanang.

Anda tertarik melihat tulisan itu?

(dha/ndr)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads