"Dari awal terlibat dalam eskavasi Situs Cagar Budaya Megalitikum Gunung Padang, TNI sudah menunjukkan niat baik dengan melibatkan sejumlah anggotanya. Namun ternyata itu saja tidak cukup. Harus diimbangi dengan pemahaman teknis pekerjaan yang dilakukan agar tidak menimbulkan hal-hal yang kontroversi, tidak produktif, bahkan bisa mengarah ke fitnah," ujar pengamat kepolisian dan militer Aqua Dwipayana hari ini Senin (15/9/2014) saat diminta tanggapannya mengenai hal tersebut.
Pakar komunikasi ini melanjutkan tentunya sangat disayangkan jika niat baik dan tulus dari TNI untuk terlibat dalam eskavasi situs itu akhirnya menjadi bumerang bagi institusi tersebut. Hal ini karena para petugas dari TNI yang terlibat langsung dalam kegiatan itu tidak mendapat informasi yang lengkap mengenai tata cara kerja yang harus dilakukan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi masalah utamanya ada di komunikasi. Para anggota TNI yang mendapat tugas mendukung tim di Gunung Padang tidak memperoleh penjelasan yang lengkap dan komprehensif tentang tugas-tugasnya. Akibatnya mereka menggalinya sesuai dengan pemahaman mereka yang ternyata oleh arkeolog dianggap salah," ujar mantan wartawan Jawa Pos dan Bisnis Indonesia ini.
Terkait dengan itu, lanjut kandidat doktor Komunikasi dari Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjajaran Bandung ini, Tim Terpadu Riset Mandiri Gunung Padang harus segera menjelaskan ke publik secara transparan dan sejelas-jelasnya tentang proses kerja mereka yang melibatkan TNI. Hal itu sangat penting agar tidak ada fitnah pada TNI.
Jika memang ada kesalahan dalam pengerjaannya menurut Aqua agar jangan ragu-ragu untuk minta maaf ke masyarakat. Setelah itu secara sungguh-sungguh lakukan perbaikan dan ikuti tata cara yang benar sesuau dengan aturan ilmu arkeologi.
Aqua merasa kasihan pada TNI yang sudah berkenan terlibat dalam proyek tersebut namun karena ketidakmengertian dalam pengerjaannya jadi sasaran tembak banyak orang. Padahal tugas TNI hanya membantu. Jadi posisinya sebagai pendukung saja.
Proyek Gunung Padang menjadi sangat penting terutama setelah dikunjungi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Selasa (25/2/2013). Kunjungan SBY ini sebagai sikap pemerintah mendukung upaya penelitian dan pemugaran situs yang berada di Desa Karyamukti, Kecamatan Cempaka, Cianjur tersebut.
"Bagi TNI kejadian di Gunung Padang merupakan pengalaman berharga. Untuk melakukan sesuatu tidak cukup hanya dengan modal semangat saja. Hal lain yang dibutuhkan adalah terkait dengan pengetahuan dan kemampuan dalam melaksanakan dan menuntaskan amanah tersebut," kata Aqua menutup komentarnya.
(fjp/fjp)