Panglima TNI: ISIS Harus Kita Lawan dengan Sumuk

Panglima TNI: ISIS Harus Kita Lawan dengan Sumuk

- detikNews
Sabtu, 06 Sep 2014 13:24 WIB
Dok. Puspen TNI
Jakarta - Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengatakan ISIS (Islamic State of Iraq and Syria) merupakan musuh bersama. Untuk melawan itu, ISIS yang dalam bahasa Jawa berarti sejuk itu harus dilawan dengan Sumuk.

"ISIS harus kita lawan dengan Sumuk. Apa itu? Solidaritas Umat Muslim untuk Kebhinnekaan dan Keberagaman," ujar Moeldoko dalam sambutannya saat meresmikan Pondok Pesantren (Ponpes) dan Rehabilitasi Mental Az-Zainy pimpinan KH Zain Baik di Desa Pandan Ajeng, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Jumat (5/9/2014) malam. Ucapan Moeldoko tersebut mendapat tepuk tangan dari santri yang hadir.

Sumuk dalam bahasa Jawa berarti gerah. Lawan kata dari isis atau sejuk.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam rilis yang dikirim pada detikcom, Sabtu (6/9/2014), Kadispenum Puspen TNI, Kolonel Inf Bernardus Robert menyatakan, acara tersebut dihadiri Asisten Teritorial (Aster) Panglima TNI Mayjen TNI Ngakan Gede Sughiarta, Kapuspen TNI Mayjen TNI M. Fuad Basya, Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Eko Wiratmoko dan ulama se-Malang Raya (Kota/Kabupaten Malang, Kota Batu, Kota/Kabupaten Pasuruan) serta sekitar seribu lebih santri dan santriwati Ponpes dan Rehabilitasi Mental Az-Zainy.

Dalam acara itu, Moeldoko juga mendeklarasikan "Pernyataan Sikap dan Penolakan Gerakan ISIS" yang direstui oleh Ulama Se-Malang Raya. Mereka bersedia dan rela berada di barisan terdepan untuk mengamankan dan melindungi NKRI dari seluruh ancaman gerakan yang meresahkan dan menyesatkan. Para Ulama ini menganggap bahwa paham ISIS tidak sesuai dengan Ideologi Pancasila dan Kebhinekaan yang bernaung dalam NKRI, sehingga mereka berkeyakinan dan bertekad sepenuh hati dengan tegas menolak sekaligus melarang aliran ISIS tersebut untuk memasuki dan menyebar di wilayah Malang Raya.
Β 
Moeldoko menegaskan, prajurit TNI khususnya Bintara Pembina Desa (Babinsa) tidak akan ada maknanya jika tidak mendapat dukungan rakyatnya. Karena itu, terkait ISIS, Panglima TNI juga meminta peran serta aktif masyarakat mengawasi tentang kemungkinan munculnya paham ISIS di tengah-tengah masyarakat.

Sementara itu mengenai tempat rehabilitasi mental, menurut Moeldoko, dari data World Health Organization (WHO), merinci jumlah gangguan jiwa di tiap negara mencapai 30 persen dari total penduduk. Gangguan jiwa berat mencapai tiga persen dari total 30 persen tersebut.
"Di Indonesia ada tujuh jutaan yang mengidap penyakit jiwa. Data Bina Pelayanan Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan, di Indonesia ada satu juta yang mengalami gangguan jiwa berat," papar Moeldoko.
Β 
Lebih lanjut, Moeldoko mengakui banyak pengidap gangguan jiwa di tengah masyarakat. Namun sekarang banyak 'orang gila' yang lebih membahayakan dari orang gila sebenarnya.

"Orang gila ini bukan membangun nasionalisme untuk bangsanya (Indonesia), namun membangun patriotisme untuk negara lain. Pulang dari negara lain justru memusuhi bangsanya sendiri. "Sekarang di Indonesia banyak orang gila baru. Dia rela mengorbankan dirinya, meledakkan dirinya. Tertawa sehabis meledakkan," tutur Moeldoko.
Β 
Usai sambutan, Moeldoko didampingi Gus Zain selaku Pimpinan Ponpes meninjau kemegahan Pesantren Az-Zainy. Bangunan pesantren tersebut mengadopsi Taj Mahal dan bangunan Masjid Qiblatain di Palestina. Selain itu ada beberapa bangunan yang mirip dengan Hotel Sheraton, Ballroom Majapahit, dan sebuah hotel di Dubai. Kesemua gedung tersebut dibangun tanpa arsitek khusus.

(nik/try)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads