Mengenang Suhardi, Ketum Gerindra Berjuluk Profesor Telo

Mengenang Suhardi, Ketum Gerindra Berjuluk Profesor Telo

- detikNews
Jumat, 29 Agu 2014 08:36 WIB
Jakarta -

Ketum Gerindra Suhardi telah meninggal dunia karena penyakit kanker paru-paru. Meski menggenggam jabatan politik bergengsi, yaitu ketum parpol tiga besar Pemilu 2014, Suhardi lebih dikenal dalam karirnya sebagai akademisi ulung di bidang pangan.

Informasi dari Prabowo Media Center, Jumat (29/8/2014), Suhardi lahir di Klaten, Jawa Tengah, pada 13 Agustus 1952. Dia lulus dari dua sekolah kejuruan, STM Geologi Pertambangan dan STM Pertanian Delanggu. Setelah dari STM, Suhardi melanjutkan studinya di Fakultas Kehutanan UGM.

Gelar master dan doktor bidang kehutanan didapat Suhardi dari University of the Philippines Los Banos, Filipina. Menjalani karier sebagai akademisi di UGM, Suhardi antara lain pernah menjadi Dekan Fakultas Kehutanan di almamaternya itu, pada periode 2000-2001.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Suhardi mulai masuk ke lingkungan birokrasi pada 2001, dengan menempati jabatan sebagai Direktur Jenderal Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial, Departemen Kehutanan dan Perkebunan. Departemen ini telah berganti nama menjadi Kementerian Kehutanan.

Suhardi hingga saat terakhirnya juga masih menjadi anggota kelompok kerja ahli untuk Dewan Ketahanan Pangan Pusat di Kementerian Pertanian. Jabatan serupa dia emban pula untuk kawasan regional di Yogyakarta.

Selain itu, Suhardi masih tercatat menjadi Ketua Lembaga Masyarakat Peduli Hutan, Kebun, dan Pangan. Dia juga adalah Ketua HKTI Yogyakarta. Pada 2004, Suhardi pernah pula menjadi Ketua Perhimpunan Bambu Indonesia (Perbindo) Yogyakarta.

Suhardi sempat mendapat julukan sebagai "Profesor Telo", karena kepakarannya soal ketela. Penghargaan soal keahliannya ini dia dapatkan di tingkat nasional pada 1999, berupa Pelopor Pemanfaatan Ketela dari Menteri Pariwisata.

Di tingkat internasional, kepakarannya di bidang ketela ini diakui lewat SFRT SEARCA Award for Optimization of Casuarina Equisetifolia sp for Food Security. Penghargaan tersebut dia dapatkan pada 2007.

Riset Suhardi soal ketela menunjukkan bahwa kalsium umbi ini jauh melebihi beras yang sekarang merupakan makanan pokok orang Indonesia. Dia meyakini, masyarakat Gunung Kidul, DIY, yang suka mengonsumsi ketela, cenderung berumur lebih panjang dengan punggung yang lebih kekar.

Suhardi menghembuskan nafas terakhir Kamis (28/8) pukul 21.40 WIB kemarin malam di RSPP, Jakarta. Dia meninggal karena penyakit kanker paru-paru.

Rencananya jenazah almarhum akan diterbangkan ke Yogyakarta dari Halim Perdanakusumah. Suhardi akan dikebumikan di pemakaman UGM Sawitsari.

(trq/kha)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads