Sempat terjadi pergolakan warga Muara Angke menolak kebijakan Pemprov DKI. Dengan 'Ikan Mas' situasi saat ini berbalik 180 derajat.
"Untuk warga Muara Angke kini telah disahkan proyek Integrasi Kampung Anugrah Nelayan Muara Angke Sejahtera (Ikan Mas)," ujar Koordinator & PIC proyek Ikan Mas Ir. Pauline Boedianto MSc.Arch, arsitek jebolan Delft University of Technology kepada detikcom, Minggu (17 Agustus 2014).
Menurut Pauline, proyek ini merupakan tindaklanjut untuk mendampingi dan mempersiapkan komunitas nelayan masuk dalam perubahan positif.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami percaya di balik nama Ikan Mas ini tersirat pengharapan baru untuk masyarakat Muara Angke, juga tercermin iktikad mulia dari Pemprov DKI untuk mensejahterakan rakyat Muara Angke, dimulai dari komunitas nelayan dan pengolah ikannya," imbuh Pauline, yang juga aktif dalam Research Centre REASSURE (Restoring Afflicted Shelters & Settlements in Urban & Rural Environment / Restorasi Kampung Kumuh & Pemukiman Bermasalah di Perkotaan & Pedalaman, red).
Dikatakan Pauline, proyek ini sebagai lambang dan tanda komitmen Pemprov DKI bahwa tidak akan ada lagi tanah diperebutkan antara developer, dinas-dinas Pemda, maupun preman-preman tanah yang ilegal.
"Melainkan semua bekerjasama untuk membangun Jakarta yang bebas dari kampung kumuh, bebas dari korupsi, bebas preman, bebas tuan tanah dan bebas sengketa," tegas arsitek yang telah banyak terlibat membenahi kawasan kumuh di berbagai belahan dunia ini.
Sebagai proyek dalam masa penantian ini, Research Centre REASSURE mendampingi Pemprov DKI dalam community building untuk komunitas nelayan dan pengolah ikan di Muara Angke.
Antara lain dengan mengadakan berbagai kegiatan yang bertujuan mengawal kebersamaan dengan warga, terus membangun jembatan komunikasi antara dinas-dinas di Pemprov DKI dengan warga, dan makin meningkatkan keterlibatan dan kerjasama dari warga Muara Angke dalam proyek penataan ulang ini.
Research Centre REASSURE yang tergabung dalam Surya University ini juga mewakili SHAU (arsitek rusun Muara Angke) dan Diaspora Nederland Taskforce Liveable Cities (Satgas Kota Layak Huni) juga mengadakan acara 17 Agustusan di Muara Angke.
Kegiatannya meliputi penanaman pohon di teras Musholla Pengolahan Hasil Perikanan Tradisional (PHPT) Muara Angke dan di lapangan sepakbola Muara Angke.
Selain penanaman pohon, Research Centre REASSURE juga akan meluncurkan sekolah sepakbola di Muara Angke, sumbangsih dari AL-Mega Soccer Academy.
"Walikota Utara sudah konfirmasi akan datang dan meresmikan sekolah sepakbola Muara Angke ini," terang Pauline.
Lanjut Pauline, para pelatih yang akan menangani di antaranya nama-nama beken seperti Georges Nicolas Djone (Nigeria, mantan striker Persija), Daniel Oghchukwu Nwankwo (Nigeria, PS Mojokerto Putra, PSP Padang, PSMS Medan, PS Serui Papua, Afrique Singapore League), juga M.D. Appolinaire (Chad, pemain profesional Jatim).
"Tujuan kami menghadirkan sekolah sepakbola di Muara Angke ini adalah upaya memberi pesan pada generasi muda Muara Angke, bahwa keadaan pemukiman seperti apa pun kumuhnya, tidak menjadi halangan bagi generasi pemenang ini untuk bangkit, bersinar dengan gemilang, bahkan menjadi kebanggaan bangsa," pungkas Pauline.
(es/es)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini