Mendikbud Yakin Kurikulum 2013 Berjalan Lancar di Tahun Ajaran Baru

Mendikbud Yakin Kurikulum 2013 Berjalan Lancar di Tahun Ajaran Baru

- detikNews
Senin, 21 Jul 2014 18:37 WIB
Jakarta - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan optimis mampu menerapkan kurikulum tahun ajaran 2013 lalu untuk tahun ajaran 2014. Jika pada tahun lalu penarapannya dilakukan bertahap dan terbatas di 6000 sekolah, kini Kemendikbud yakin dapat menerapkan di seluruh Indonesia.

"Kami sudah melakukan hasil analisis sensus dari 6000 sekolah itu, seluruh Indonesia, tapi tidak seluruh kabupaten, hasilnya sangat positif, terutama yang menyangkut tentang keberanian anak untuk bertanya, berkomunikasi, serta keyakinan untuk membentuk karakter, aktif untuk membaca, hasilnya positif," kata Mendikbud, M Nuh.

M Nuh menyampaikan ini saat menggelar jumpa persβ€Ž kesiapan penerapan kurikulum 2013 pada tahun ajaran 2014/2015 di gedung Kemendikbud, Jakarta, Senin (21/7/2014). Hadir juga dalam kesempatan itu perwakilan beberapa orang guru dari berbagai sekolah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan penerapan pada 6000 sekolah tersebut, lanjut M Nuh, pihaknya yakin kurikulum itu dapat diterapkan secara massal di Indonesia untuk tahun ajaran 2014/2015. Meskipun tetap secara bertahap, tapi tidak terbatas lagi. Yaitu SD kelas 1,2,4 dan 5, SMP kelas 7dan 8 serta SMA kelas 10 dan 11.

"Sekarang sudah dimulai, namun permulaan tahun ajaran baru sekarang itu agak nanggung, mestinya 14 Juli kemarin, tapi beberapa daerah itu belum masuk karena kena liburan puasa, oleh karena itu kami ingin mengukur efektivitas yaitu mulai tanggal 4 Agustus, yaitu setelah liburan selesai," ujarnya.

Terkait kesiapan itu, kata M Nuh, pelatihan terhadap guru-guru pun sudah dilakukan. Sekitar lebih 1.100.000 guru yang sudah dilatih baik menggunakan dari dana APBN maupun APBD. Dari situ pihaknya melihat kesiapan para guru. Namun, tetap terdapat beberapa guru yang merasa kesulitan dalam penerapan kurikulum K13 itu.

"Memang ada beberapa guru yang merasa sulit, jadi misalkan tentang konsep, tujuan kurikulum, konsep dan proses pembelajaran pendekatan scintifik, konsep dan proses pembelajaran tematik , cara pembuatan RPP, pembentukan karakter, itu yang kita nilai selama pelatihan kemarin itu, para Guru di SD agak mengalami kesulitan," katanya.

β€ŽBerdasarkan pengakuan para guru, kesulitan yang dialami adalah tentang menilai secara otentik. Sebab jika sebelumnya penilaian bisa menggunakan perkiraan, maka pada tahun 2014 ini harus menggunakan penilaian otentik. Tidak bisa lagi dengan penilaian berdasarkan perkiraan.

"Sekarang penilaian otentik, tidak bisa kira-kira lagi, semua harus didukung keotentifikan dari prestasi atau kemampuan sang anak. (guru merasa sulit) karena belum biasa, kalau sudah biasa, menilai secara otentik itu akan bagus," katanya.

(idh/kha)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads