Yuli Hastini, sudah hampir 7 tahun menetap di Amsterdam, Belanda. Lebaran kali ini Yuli sekeluarga berniat pulang kampung ke Solo untuk merayakannya bersama keluarga besar. Namun nasib menentukan lain. Pesawat yang ditumpanginya, Malaysia Airlines MH-17, ditembak jatuh dan menewaskan seluruh awak dan penumpang.
Yuli Hastini adalah salah satu korban tewas jatuhnya MH-17 di Ukraina. Yuli bersama suami, John Paulissen, dan dua anak mereka, Arjuna Marthin Paulissen (5 tahun) dan Sri Paulissen (3 tahun), Kamis siang waktu Amsterdam berangkat hendak mudik ke Solo. Mereka menumpang pesawat MH-17 jurusan Amsterdam - Kuala Lumpur.
Awang Nuryanto, adik ipar Yuli, mengatakan sejauh ini memang belum ada informasi resmi dari Pemerintah kepada keluarga di Solo tentang nasib Yuli. Namun keluarga memastikan bahwa Yuli sekeluarga menaiki pesawat naas tersebut, karena sebelum berangkat dia mengirim pesan ke inbox Facebook milik Woro Pamiluti, istri Awang, yang merupakan adik kandung Yuli.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rencananya, lanjut Awang, Yuli sekeluarga menuju rumah keluarga di Jalan Noyorono No 14, Kebonan, Sriwedari, Solo, untuk merayakan lebaran bersama keluarga besarnya di Solo.
"Saat ini istri saya dan adik ipar saya sudah berangkat ke Jakarta untuk menemui pihak maskapai. Jika memang harus diurus hingga ke Kuala Lumpur, kami sudah siap untuk mengurusnya," lanjut Awang.
Yuli adalah perempuan 44 tahun, asli Solo. Yuli adalah anak ketiga dari sembilan bersaudara. Dia bertemu suaminya saat bekerja di sebuah perusahaan farmasi di Jakarta. Selanjutnya mereka menikah sekitar 9 tahun lalu. Dua tahun menetap di Jakarta, kemudian keduanya memutuskan pindah ke Belanda. Kedua anaknya lahir di negeri kincir angin tersebut.
"Mbak Yuli pulang terakhir ke Solo pada awal November 2013 lalu saat menjenguk ibu kami yang sakit keras hingga akhirnya ibu wafat. Mbak Yuli juga belum lama ini ulang tahun. Saya lupa tanggalnya, tapi yang jelas awal bulan Juli ini dia ulang tahun," kata Awang.
(mbr/try)