Meskipun tanah peninggalan orang tua sang istri yang bisa dibilang cukup luas mulai dari Masjid Almutaqin yang berdiri di depan rumahnya, halaman hingga rumah yang luasnya sekitar 1000 meter persegi, namun kehidupannya terlihat sederhana. Rumah itu juga merupakan rumah warisan.
"Sengaja tidak diubah nuansa rumah ini, semua mulai dari masjid Al Mutaqin hingga rumah ini peninggalan orangtua, semua tidak ada yang diubah, sehingga saat keluarga ibu datang tidak akan melupakan historis rumah ini," kata Muslich saat detikcom mengunjungi rumahnya, Sabtu (12/7/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di rumah tersebut terdapat ruang tamu, ruang keluarga yang dihiasi beberapa alat fitnes, ruang makan, dapur, kemudian ruang poduksi roti yang luasnya sekitar 4x5 meter, teras belakang dan car port yang bisa menampung hingga lebih dari 6 mobil.
"Iya ibu dulu suka ikut fitnes juga sambil buka usaha roti sendiri, lumayan pelanggannya sudah di mana-mana," jelas ayah yang dikaruniai tiga orang putra tersebut.
Rumah yang didiami oleh Muslich dan keluarganya tersebut berada di komplek tanah keluarga, semua rumah saudara dari sang istri berada satu komplek dan berdampingan dengan kediamannya. Hingga tanah keluarga yang berada di depan rumahnya di wakafkan oleh keluarga sang istri untuk pembangunan Rumah Sakit PKU Kutowinangun.
"Makanya saya pilih istri yang punya kepribadian. Rumah pribadi, tanah pribadi, semuanya pribadi," canda Muslich disambut tawa sang istri.
(arb/ndr)