Puskaptis Tantang Bubarkan Diri, Cyrus: Buka Dulu Data Quick Count

Puskaptis Tantang Bubarkan Diri, Cyrus: Buka Dulu Data Quick Count

- detikNews
Jumat, 11 Jul 2014 14:50 WIB
Puskaptis Tantang Bubarkan Diri, Cyrus: Buka Dulu Data Quick Count
Jakarta -

Lembaga survei Cyrus Network menerima tantangan Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis) untuk membubarkan diri bila hasil hitung cepat (quick count) berbeda dengan penghitungan KPU. Sebelum ke tahap 'pembubaran', Cyrus balik menantang Puskaptis membuka data quick count yang memenangkan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.

"Kalau cuma taruhan bubar-bubaran tanpa bersedia uji akuntabilitas dengan membuka data quick count, itu sama saja omong kosong. Quick count bukan simsalabim, ada tahapannya," kata Direktur Eksekutif Cyrus Network, Hasan Nasbi saat dihubungi, Jumat (11/7/2014).

Hasan menyesalkan alibi Puskaptis untuk menghindar dari kewajiban menunjukkan transparansi atas kegiatan quick count. Apalagi Puskaptis juga tidak memenuhi undangan Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi) terkait perbedaan hasil quick count.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Audit ini cepat hanya satu jam untuk mengetahui dimana letak kesalahan atau manipulasi. Jadi kalau benar lakukan quick count ya buka data, kalau takut berarti ada manipulasi," sebutnya.

Menurut Hasan perbedaan hasil quick count bisa terjadi karena kesalahan metodologi ataupun terkait moral si pemilik lembaga survei. "Quick count itu nggak akan bisa mengarang, ada kesalahan gampang terdeteksi," sebutnya.

Dia menyebut, perdebatan hasil quick count malah membuat bingung masyarakat bila lembaga survei tidak bersedia diaudit. "Berani nggak Puskaptis dan teman-temannya itu buka nama orang, nomor HP dan bertugas di TPS mana? Kalau kami berani buka-bukaan data, kita berani saling kroscek data," lanjut dia.

Direktur Eksekutif Puskaptis Husin Yazid sebelumnya sesumbar berjanji membubarkan lembaganya bila hasil quick count yang memenangkan Prabowo-Hatta berbeda dengan hasil keputusan KPU.

"8 Lembaga yang menangkan Jokowi-JK itu belum tentu benar. Kalau saya salah, saya membubarkan diri. Kalau mereka yang salah, mereka yang membubarkan diri, yang sana juga harus berani membubarkan diri," ujar Husin terpisah.

Ada 8 lembaga survei penyelenggara quick count yang mencatat kemenangan Jokowi-JK, yaitu SMRC, LSI Denny JA, CSIS-Cyrus Network, Litbang Kompas, Indikator Politik, RRI, Populi Center, dan Pol-Tracking.Β 

Sementara itu 4 lembaga survei yang memenangkan Prabowo-Hatta, yaitu Puskaptis, Jaringan Suara Indonesia (JSI), Lembaga Survei Nasional, dan IRC (Indonesia Research Center).

(fdn/trq)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads