Tumbuh besar dengan kaki pengkor tidaklah mudah bagi anak ini. Kondisi fisik tersebut membuatnya tidak bisa berjalan, apalagi berlari. Ketika Ziva berumur delapan hari, ibunya, Sufi, membawanya ke dokter setempat untuk pengobatan. Dokter memasang plester selama satu bulan di kakinya tanpa perawatan lebih lanjut. Alhasil, tidak ada kesembuhan yang didapat.
Setelah itu, kedua orangtua Ziva membawanya terapi. Namun, apa daya, tetap saja tidak ada hasil yang melegakan hati. Sementara, Yulvan, sang ayah, bekerja di sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat Aceh dan tidak memiliki cukup uang untuk membawa anak semata wayangnya berobat ke Jakarta.
Secercah harapan muncul saat bantuan datang dari calon presiden nomor urut satu, Prabowo Subianto. Dengan adanya bantuan dana dari Prabowo, Ziva dapat meneruskan pengobatannya agar bisa sembuh. "Saya sangat berterima kasih atas bantuan Prabowo sehingga anak saya bisa diobati," ujar Yulvan saat ditemui di Rumah Polonia, Senin (30/6/2014).
Datangnya bantuan dari Prabowo pun bisa dikatakan kebetulan. Sebelumnya, Yulvan membawa Ziva berobat ke seorang guru asal Amerika yang melakukan riset di Aceh. Ia adalah Dr. Peter Norton, ahli penyakit kaki di sebuah klinik di Jakarta yang telah merawat anak-anak dengan kaki pengkor di Indonesia sejak 2006.
Suatu ketika, Prabowo mengunjungi klinik Norton dan perhatiannya tertuju pada foto Ziva. Singkat cerita, Prabowo memberikan sokongan dana untuk pengobatan gadis cilik itu. Saat ditemui di Rumah Polonia, anak berbaju merah muda ini tampak ceria. Kaki yang digips tidak menyurutkan kegembiraan di wajahnya. Ia banyak tersenyum dan tidak malu bercanda dengan orang banyak. Adapun, bantuan secara simbolis diberikan oleh kakak kandung Prabowo, Maryani Djojohadikusumo.
Menurut Norton, kaki pengkor merupakan kondisi yang biasanya langsung ditangani ketika si anak masih cukup muda. "Ziva memiliki sepasang kaki pengkor yang parah dengan kedua kaki mengarah ke belakang. Ia berjalan menggunakan pergelangan kakinya," ujar Norton dalam bahasa Inggris, saat ditemui di Rumah Polonia, Senin (30/6).
Norton menambahkan, jika tidak menerima pengobatan sekarang, tulang-tulang di kakinya akan menyatu, beberapa urat saraf akan memendek, sementara beberapa urat saraf lainnya akan memanjang tidak normal dan akan memperparah keadaan otot betis.
Ziva diobati dengan Metode Ponseti, di mana serangkaian gips dipasang selama enam bulan berturut-turut untuk memperbaiki posisi kaki. Selanjutnya, Ziva akan menggunakan sepatu khusus atau penyangga selama tiga tahun.
(trq/trq)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini