Matahari sore di lapangan parkir pacuan kuda Pulomas dapat melepaskan penat pikiran hiruk pikuk kota Jakarta. Ditemani kehadiran kuda-kuda yang berkeliaran bersama penjaganya. Bagi sejumlah orang yang memiliki anak istri lokasi ini dapat menjadi tempat rekreasi alternatif
Chandra (25) hanya lah satu dari belasan 'joki' yang memiliki kuda sendiri. Sebagian lain milik pejabat hingga artis papan atas.
"Sebagian ada milik pribadi, sebagian lain milik bosnya yang sengaja disewaain karena kita disini tidak dapat gaji, untuk hidup kita berharap pengojeg kuda," ujar Chandra salah seorang pengojeg kuda di kawasan saat berbincang-bincang dengan detikcom, Rabu (18/6/2014).
Awalnya Chandra tidak memiliki kuda, ia hanya diperkerjakan oleh pemilik kuda untuk merawatnya. Seiring berjalan waktu pemilik kuda sudah mulai bosan dengan hewan peliharaannya. "Karena bos udah bosan kudanya dikasih ke saya," tuturnya.
Jika dibanding hari libur, pendapatan ojeg kuda tidak begitu besar. Pasalnya dihari kerja hanya sedikit orang yang meluangkan waktu untuk berkuda.
"Untuk satu putaran dewasa Rp 20 ribu, kalau anak-anak Rp 10 ribu. Kalau weekend bisa dapat 400-600 ribu itu dari jam 6 pagi sampai jam 6 sore," tuturnya.
Chandra menyayangkan lokasi pacuan kuda Pulomas yang dulu bersinar kini telah meredup. Ia pun menyesalkan lokasi Pulomas yang mulai tergederasi menjadi lokasi perumahan elite.
"Harusnya tempat ini bisa menjadi icon wisata berkuda, jadi orang nggak perlu cape-cape datang ke puncak untuk naik kuda," ungkapnya.
(edo/rvk)