Pantauan di persimpangan Jl Epicentrum Utama Raya - Jl Rasuna Said, Jakarta Selatan, Kamis (29/5/2014) aksi dimulai pukul 15.25 WIB. Dua orang naik di marka Rasuna Epicentrum untuk membentangkan spanduk bertuliskan 'Jadikan Tambang Pilihan Terakhir'. Sementara seorang di bawahnya nampak dilumuri lumpur dan bergaya seperti patung yang sedang berdoa.
Menyusul kemudian teman-teman mereka yang lain sambil membawa dua spanduk lagi bertuliskan '8 Tahun Tragedi Lumpur Lapindo: Bukan Bencana Alam, Penuhi Hak Hak Korban' dan 'Jadikan Tambang Sebagai Sejarah'. Mereka mengenakan topeng berdagu panjang yang sedang menyeringai.
Tak lama setelah itu pukul 15.35 WIB, Sabhara Polsek Setiabudi yang dipimpin oleh Kanit Sabhara Setiabudi Kompol Hendri S membubarkan mereka. Sempat terjadi negosiasi antara keduanya selama hampir 10 menit.
"Efektif atau tidak efektif yang penting kita menyampaikan ke masyarakat tentang bencana Lapindo. Itu bukan bencana alam. Kami tidak hanya ingin menyampaikan ke koalisi Prabowo yang di dalamnya ada Aburizal Bakrie, Bos Lapindo, tapi juga ke koalisi Jokowi agar tidak berpihak pada mafia tambang," ujar Korlap JATAM, Bagus,.
"Lah, tapi kan ini hari libur. Memang sudah ada izin?" kata Kompol Hendri.
"Meski ini hari libur, lah tapi lumpurnya keluar tanggal 29 ini loh, Pak," jawab Bagus.
Akhirnya aksi pun bubar setelah proses negosiasi usai. Bagus sempat mencuri kesempatan untuk berorasi menggunakan megafon, namun langsung dihentikan Kompol Hendri.
Aksi ini tak terlalu berpengaruh terhadap lalu lintas di Jl Rasuna Said. Namun kendaraan yang mengarah dari Jl Epicentrum Utama Raya sempat tersendat ketika mengarah ke Jl Rasuna Said karena ingin melihat.
(bpn/aan)