Bunda Korban Kekerasan Seks di JIS: Saya Marah, Tapi Tak Ingin Tersangka Dihukum Mati

Jakarta - Bunda korban kekerasan seksual di TK Jakarta International School (JIS) begitu murka ketika mengetahui putranya menjadi korban 'predator' seks di sekolahnya. Kendati demikian, sang Bunda tidak ingin para pelaku yang merupakan petugas cleaning service di JIS tidak sampai dihukum mati.

"Saya melihat tersangka ini korban. Mereka bagi saya mereka bukan manusia. Saya marah tapi saya enggak ingin mereka dihukum mati," kata Sang Bunda kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (30/4/2014).

Sang Bunda menyerahkan segala proses hukum terhadap 5 tersangka ke aparat polisi. Ia juga berharap, agar kelak setelah para tersangka bebas dapat kembali ke lingkungan sosialnya sebagai orang yang baik.

"Biarlah mereka dipenjara tapi diberikan terapi psikologis agar ketika keluar jadi orang baik. Kalau setelah keluar penjara melakukan lagi ya saya serahkan saja pada pemerintah bagaimana baiknya," papar Sang Bunda.

Sementara itu, untuk mengembalikan kondisi psikologis putranya, Sang Bunda membawa korban untuk menjalani konseling secara rutin. Kondisi putranya mulai membaik setelah mendapatkan konseling psikolog.

"Perubahan positif lumayan, tapi terapinya bisa sampai dia usia 18 tahun," imbuhnya.

Kendati begitu, menurutnya lagi, korban masih trauma. Saat kambuh, korban kerap marah hingga membanting-banting barang.

"Kalau marah dulu adiknya dipukul, sekarang enggak. Dia sekarang kalau marah memukul tembok atau pintu. Mainan dibuang, membanting barang," pungkasnya.

(mei/ndr)