"Kami melihat ada persentase partisipasi pemilu 2014 akan melewati persentase pemilu 2009 yang hanya berjumlah 22.3 persen," kata Ketua Pokja PPLN Wahid Supriyadi dalam rapat pleno penghitungan hasil suara luar negeri di kantor KPU Jalan Imam Bonjol, Jakpus, Rabu (23/4/2014).
Dropbox adalah cara memilih yang baru diterapkan KPU pada pemilu 2014, yaitu petugas KPU mendatangi konsentrasi WNI untuk memberikan hak suaranya. Selain dropbox cara yang sudah umum adalah TPS dan pos.
Wahid mencontohkan, di Kuala Lumpur dari surat suara yang masuk sebesar 44.801 orang, yang memilih lewat TPS hanya 5.875 dan sisanya memilih lewat dropbox.
Meski demikian, setinggi-tingginya angka partisipasi pemilih di luar negeri tak mencapai angka 50%, artinya tetap rendah dibanding dalam negeri. Pemilu 2009 saja hanya 22,3%.
Beberapa faktor disebutkan menjadi kendala, salah satunya tingkat pengenalan caleg yang rendah. "Mereka mengeluhkan tidak dikenalnya caleg, ini saya kira terjadi juga di dalam negeri," ujarnya.
Faktor kedua karena WNI di luar negeri banyak yang mengkritisi mengapa memilih caleg dari dapil DKI II. Sementara WNI di 130 perwakilan itu berasal dari seluruh Indonesia.
"Khusus pemilih di Timur Tengah, 80 persen PRT (pembantu rumah tangga). Ada kesulitan sendiri karena pos nggak bisa, alamat timur tengah hanya lewat po box sementara akses memilih (di TPS/dropbox) tidak diberikan majikan," jelasnya.
(bal/brn)