Namun dari beberapa lembaga survei di Yogyakarta, Siti Hediati Hariyadi atau Titiek Soeharto disebut meraih suara terbanyak di antara para calon anggota legislatif (caleg) DPR dari Golkar.
Untuk meraih kursi DPR itu, tidak mudah dilakukan oleh Titiek Soeharto. Sebab di internal Golkar sendiri yang maju dari Dapil DIY ada dua calon pesaing berat, yakni Gandung Pardiman dan Rahmad pribadi.
Dari Dapil DIY, Titiek menempati nomer urut satu. Sedangkan Gandung Pardiman menempati nomer urut dua. Sedangkan Rahmad Pribadi nomer urut tiga.
Titiek Soeharto dan Rahmad Pribadi, keduanya adalah pengurus di DPP Golkar. Titiek menduduki salah satu Ketua bidang tani dan nelayan. Rahmad Priabdi juga dikenal sebagai orang dekat Ketua Umum DPP Partai Golkar, Aburizal Bakrie.
Gandung Pardiman di Yogyakarta dikenal sebagai tokoh masyarakat yang banyak dikenal di DIY khususnya di Gunungkidul. Jejak karir politik di Golkar juga sudah lama. Pada tahun 2004-2009 Gandung duduk sebagai anggota DPRD DIY. Tahun 2009, Gandung menjadi anggota DPR RI.
Dia juga dua kali terpilih menjadi Ketua DPD Partai Golkar DIY. Pada awal menjadi ketua DPD, dia mengalahkan (alm) GBPH Joyokusumo. Sedangkan pada periode kedua dia mengalahkan Rahmad Pribadi.
Sebelum masa kampanye, Gandung Pardiman diprediksi beberapa pihak terutama parpol lain bakal kembali menuju Senayan. Sebab Gandung sudah mulai membuat berbagai kegiatan bersama Partai Golkar. Slogan Gandung, 'Ikhlas Beramal dan Tidak Pelit' menjadi banyak dikenal oleh masyarakat.
Diapun dengan mudah memberikan bantuan dan doorprize saat menggelar acara. Salah satu acara yang dikenal itu adalah Senam Sak Isane atau senam sebisanya dengan berbagai hadiah dari mobil, sepeda motor hingga alat-alat pertanian.
Titiek Soeharto bersama tim suksesnya mulai bekerja menggalang dukungan sekitar satu hingga dua bulan sebelum masa kampanye. Titiek memulai kampanye dengan memasang puluhan poster dan baliho di semua tempat di DIY.
Tidak hanya di Kota Yogyakarta saja namun di semua pelosok desa seperrti di Gunungkidul, Bantul, Kulonprogo dan Sleman foto Titiek Soeharto bersama gambar ayahnya terpasang di poster dan baliho.
Salah satu poster Titiek dengan tagline 'Putri Ngayogyakarto, Putrine Pak Harto jujur dan dapat dipercaya'. Untuk meyakinkan bahwa dia warga Yogyakarta, dia mengenakan sanggul dan kebaya motif kembang warna terang. Untuk lebih meyakinkan bahwa dia adalah putri Pak Harto adalah dengan nama Siti Hediati Soeharto.
Nama Hariyadi tidak dicantumkan dalam poster-poster itu. Sedangkan di tagline bawah bertuliskan 'Pak Harto OKE! Mbak Titiek YES!'
Saat kampanye terbuka Partai Golkar di DIY, Titiek hanya terlihat dua kali tampil yakni di Alun Alun Selatan Kota Yogyakarta dan Lapangan Denggung, Beran, Sleman bersama Ketua Umum Golkar, Aburizal Bakrie.
Saat kampanye di Alun Alun Selatan, Titiek hadir bersama kakaknya Mbak Tutut dan mantan Kepala BKKBN, Haryono Suyono. Saat di Lapangan Denggung dia juga didampingi kakaknya Mbak Tutut juga juga menjadi jurkam Partai Golkar.
Selain itu Titiek juga pernah muncul menemui warga di antaranya saat berjalan-jalan di pedagang kaki lima di Malioboro dan menemui pedagang di Pasar Kranggan, Jetis, Yogyakarta. Selebihnya tim sukses Titiek yang bekerja hingga pelosok-pelosok desa di DIY.
Menurut salah satu relawan Titiek Soeharto di Kabupaten Gunungkidul, Sunarto (45), Titiek Soeharto untuk mendekati massa pemilih juga menggunakan jalur basis petani dan nelayan selain massa fanatik Golkar yang sudah ada sebelumnya. Untuk masuk ke kelompok tertentu juga tidak mudah karena juga ada banyak tokoh dari parpol lain yang masuk.
"Di dusun-dusun atau desa, kami juga masuk ke kelompok tani, tapi nama anak Pak Harto itu masih manjur untuk masuk ke warga," katanya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Djoko Utomo, penasehat Musuem Tetenger Soeharto di Kemusuk, Sedayu Bantul. Meski pertarungan cukup sengit di internal Golkar sendiri, posisi nomor urut satu, Titiek lebih diuntungkan.
"Sosok, Gandung Pardiman itu juga tidak bisa diremehkan. Dia lebih dulu dikenal. Namun nomer urut itu juga lebih menguntungkan karena ada banyak orang yang kalau tidak nyoblos gambar ada yang secara sengaja atau tidak sengaja milih nomer urut satu saja," kata Djoko
Namun figur kerinduan Soeharto seperti yang banyak terlihat dengan banyaknya stiker-stiker bergambar Pak Harto di mobil-mobil yang ada di sekitar Yogyakarta juga itu turut berperan menaikkan suara Titiek.
"Ada banyak pihak yang berpengaruh terhadap kemenangan Mbak Titiek selain tim suksesnya yang bekerja selama ini," pungkas dia.
Sementara itu ketua DPC partai Golkar Bantul, Agus Subagyo menambahkan di Bantul meski PDIP menjadi partai peraih suara terbanyak, Golkar mampu meraih 50 ribuan suara. Dari jumlah itu, suara untuk Mbak Titiek sekitar 16 ribu. Sedangkan Gandung Pardiman sekitar 12 ribuan.
(bgs/mok)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini