"Tadi kita cek, suhu di sumber air panas sekitar 46,6 derajat celcius. Kondisi ini masih normal. Pada tahun 2013 lalu, kisaran suhu antara 40-50 derajat celcius," kata Kepala Bidang Geologi, Sumber Daya Mineral dan Air Tanah Dinas ESDM Banyumas, Sigit Widiadi, Senin (17/3/2014).
Di Banyumas terdapat dua titik tempat pengukuran suhu air panas, yakni pancuran tiga dan pancuran tujuh. Pengukuran suhu pada dua sumber air panas di kawasan wisata Baturaden untuk mengetahui tingkat aktivitas magma Gunung Slamet.
"Jika terjadi aktivitas, suhunya akan berfluktuasi dari 51 derajat hingga 100 derajat dan bisa dipastikan statusnya akan meningkat," jelasnya.
Dia menjelaskan, pemeriksaan suhu di sumber air panas ini dilakukan seminggu dua kali. Biasanya, pemeriksaan dilakukan dua kali dalam sebulan. Nantinya. hasil pengukuran tersebut akan dilaporkan pada Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PMVBG).
"Hasilnya akan kami sampaikan kepada petugas PMVBG di pos pengamatan Gambuhan Pulosari Pemalang," katanya.
Dia mengungkapkan sejak tahun 1772-1940-an Gunung Slamet mempunyai karakteristik hanya mengeluarkan letusan abu vulkanik dan material diiringi lontaran asap dari dalam. Kawah lebih condong ke arah utara dan timur laut.
"Kemungkinan potensi arah letusan ke Guci, tetapi aliran lahar bisa terjadi di dua sungai yang mengalir di Banyumas, yakni Sungai Banjaran dan Sungai Pelus," katanya.
(arb/try)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini