Kisah Juragan Kelapa Sawit yang Beli Gelar Sarjana Ekonomi

Praktik Jual Beli Gelar

Kisah Juragan Kelapa Sawit yang Beli Gelar Sarjana Ekonomi

- detikNews
Jumat, 28 Feb 2014 16:40 WIB
Foto Ilustrasi (Thinkstock)
Jakarta - Harapan orang tua Heru agar anaknya bisa mendapat gelar sarjana ekonomi tinggal selangkah lagi. Meski sempat drop out dari jurusan ekonomi di sebuah universitas di Pekan Baru Riau, Heru dalam waktu dekat lagi akan mengantongi ijazah sarjana.

Datang dari Pekanbaru, Riau ke Jakarta, Heru mengurus pembelian ijazah. Dia mendapat rekomendasi dari kenalan ayahnya yang mengetahui pembelian ijazah tanpa perlu kuliah lagi.

Heru terpaksa membeli ijazah palsu karena sebelumnya pernah kuliah enam semester jurusan ekonomi di Riau. Tapi, tidak berhasil diselesaikan karena sering bolos dan tidak kuat dengan mata kuliah hitung-hitungan.

Sementara, dia malas melanjutkan atau meneruskan kuliah lagi di kampung halamannya. Padahal, orangtua Heru berharap anaknya bisa meneruskan usaha kelapa sawit milik keluarganya dengan pegangan titel sarjana ekonomi.

β€œIni karena orangtua juga yang mau ya terpaksa begini. Sebenarnya saya juga malas,” kata Heru kepada detikcom Rabu (26/2) kemarin.

Bersama pamannya, Heru sekitar dua bulan lalu mengurus pembelian ijazah dengan seorang dosen yang mejadi calo di salah satu universitas swasta di Jakarta. Karena mendapat rekomendasi dan transaksi uang dilakukan di rumah sang dosen, dia tidak curiga.

Udin percaya dosen tersebut bisa mengurus ijazah hingga selesai. Apalagi, ada saksi lain dari teman dosen dan bukti kuitansi bermaterai dengan tanda tangannya. β€œIntinya sekarang tinggal tunggu wisuda dan ijazah nanti dapat. Ini wisuda masih diundur,” katanya.

Heru membayar ke dosen tersebut dalam dua tahap. Dia enggan membayar sekaligus karena takut ijazah belum jadi. Pembayaran pertama dibayar Rp 6 juta dengan mendapatkan jaminan kartu mahasiswa, kartu perpustakaan dan surat keterangan lulus sesuai nama Universitas bersangkutan.

Sementara, sisanya sebesar Rp 6 juta harus dibayar sepekan sebelum wisuda. β€œNanti transkrip nilai dan ijazah asli tinggal ngambil di rumah dia. Semua sudah beres. Itu katanya ijazah asli karena ada stempel dan nama kampusnya,” sebutnya.

Seorang dosen di sebuah perguruan tinggi swasta di Jakarta mengakui adanya praktik jual beli ijazah di tempatnya mengajar. Dia pun melakukan itu untuk menambah penghasilannya. Namun dalam menjalankan aksinya sang dosen tersebut sangat hati-hati.

Dosen yang tak mau disebut namanya itu mengaku cuma bersedia meladeni orang-orang atas rekomendasi kenalannya. Sementara untuk pembayaran dilakukan dua kali untuk menjamin kepercayaan klien. Biasanya, yang pembayaran pertama sebanyak 50 persen untuk jaminan serta kepemilikan dasar seperti kartu mahasiswa, kartu perpustakaan, dan surat keterangan lulus.

Sisa pembayaran harus dibayar lunas sebelum wisuda. Soal klien mau mengikuti wisuda atau tidak itu hak klien. Adapun pembayaran biasanya langsung tunai disertai adanya saksi saat proses transaksi. β€œAda kuitansi dengan materai itu sudah cukup. Biasanya di rumah. Ini kan bayaran tunai buat klien percaya kalau ketemu,” kata dia.

(hat/erd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads