Massa yang berjumlah 30an orang ini hanya ditemui asisten I Yayuk Eko Agustin dan Soemarno Kepala Bakesbang Linmas di ruang sidang Pemkot.
"Karena Bu Wali (Risma) ada acara yang tidak bisa ditinggalkan. Kami tidak tahu sampai jam berapa acara beliau," kata Yayuk di hadapan puluhan massa elemen lintas pemuda, Jumat (28/2/2014).
Satu per satu perwakilan pemuda mengutarakan maksudnya. Mereka mengaku kaget dengan isu mundurnya Risma.
"Prihatin dan kaget Bu Wali Kota (Risma) diisukan mengundurkan diri," kata Felix Danggur.
Isu tersebut, lanjut tim advokasi ini, dianggap hal diluar dugaan. Felix menilai, sosok Risma merupakan sosok yang dibangga-banggakan rakyat Surabaya.
"Saya tidak tahu-menahu tentang persoalan internal. Saya minta Bu Risma tetap menjalankan jabatannya, tetap eksis menjadi wali kota," tambah pria asal Flores yang telah 30 tahun lebih hidup di Surabaya.
Sementara itu, Ispono, Ketua BKOK (Badan Kerja Sama Organisasi-organisasi Kepercayaan terhadap Tuhan YME) menambahkan, bahwa tugas mulia yang diemban Risma belum selesai.
"Tugas mulia Bu Risma belum selesai. Masih ada warga yang menangis menunggu pertolongan ibu. Kami ada di belakang ibu, secara moril dan spiritual," tutur dia.
Ia juga menuturkan, bahwa Risma bukan dipilih satu golongan saja.
"Jadi kalau Bu Risma mundur, berarti Bu Risma nggak amanah," tambah dia.
Bagaimana jika Risma benar-benar mengundurkan diri?
"Pasti kecewa. Bu Risma sudah berbuat begitu banyak untuk Surabaya," pungkas Albert Torei Stones, tokoh masyarakat dan mahasiswa Papua di Surabaya.
(bdh/trq)