Menlu Marty: Kita Evakuasi WNI di Suriah Pulang ke Indonesia

Menlu Marty: Kita Evakuasi WNI di Suriah Pulang ke Indonesia

- detikNews
Senin, 17 Feb 2014 18:14 WIB
(Foto: Indah Mutiara Kami-detikcom)
Jakarta - Situasi konflik berdarah di Suriah masih belum berakhir dan belum menemukan titik temu perdamaian antara kubu Presiden Bashar Al Assad dengan kubu pemberontak. Pemerintah Indonesia sudah mengevakuasi WNI untuk pulang ke Indonesia.

"Upaya kita saat ini mengevakuasi WNI di Suriah dan pulang ke Indonesia. Saya dengar ada beberapa WNI yang pergi ke Suriah dan terlibat dalam konflik. Pesan kami adalah jangan terlibat dalam konflik itu," tegas Menlu Marty Natalegawa.

Hal itu disampaikan Menlu Marty dalam jumpa pers bersama Menlu AS John Kerry setelah pertemuan Joint Commission di Gedung Kemenlu, Jalan Pejambon, Jakarta Pusat, Senin (17/2/2014).

WNI yang terlibat konflik, imbuhnya, tidak dapat diterima. Meski demikian, Indonesia dan dunia harus mengupayakan perdamaian di Suriah.

"Kita harus menggandakan solusi diplomatik sebagai garis terdepan untuk membantu rakyat Suriah. Pandangan Indonesia adalah kita harus mengutamakan gencatan senjata dan penghentian konflik. Dan juga bantuan kemanusiaan untuk terus diberikan. Indonesia menjadi mitra yang kuat untuk membicarakan hal itu," tutur Marty.

Sementara Menlu AS John Kerry menganggap apa yang terjadi di Suriah adalah tragedi. Kerry menuding Assad adalah terorisme yang diusung negara.

"Assad adalah magnet terorisme. Ia terlibat dalam terorisme yang didukung oleh negara. Kalau Anda melihat rezim Assad yang menjatuhkan bom dan membiarkan rakyatnya kelaparan dapat disebut sebagai terorisme. Jumlah pengungsi meningkat 50 persen. Kami punya komitmen tinggi dan perhatian tinggi. Kami tetap fokus dan mencari langkah-langkah apa yang pantas," tegas Kerry.

Pembicaraan damai, imbuh mantan senator dari Partai Demokrat ini, dihentikan. Assad, menurutnya, tidak terlibat dalam pembicaraan damai ini.

"Assad tidak terlibat dalam diskusi. Mereka menolak untuk mengikuti diskusi ini. Mereka berusaha untuk memenangkan di medan perang bukan di meja perundingan. Kami selalu mengira bahwa pembicaraan ini sangat sulit. Assad yang membuat pembicaraan ini sulit. Rezim Assad menghambat pembicaraan yang ditujukan untuk mendamaikan konflik ini," jelas dia.

Kerry juga menuding Assad menghambat distribusi bantuan yang harus seizin pemerintahan di Damaskus. Namun pihak oposisi menginginkan sebaliknya.

"Kita tidak menyalahkan satu pihak, tapi kenyataannya kita tidak dapat memisahkan dan sebagian lenyap dan sebagian disisakan. Itu tidak manusiawi. Tapi Assad melakukan hal ini. Dan semua anggota PBB berusaha untuk melakukan resolusi yang berarti dalam krisis kemanusiaan ini," jelas Kerry.

(nwk/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads