Dalam blog pribadinya, Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Rovicky Dwi Putrohari menggambarkan peta rawan bencana di sekitar Gunung Kelud foto di atas. Peta itu diambil dari data Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).
Dari kajian IAGI, wilayah Gunung Kelud dibagi atas beberapa daerah, yaitu Daerah Terlarang (radius 5 km dari kawah dengan luas 91 km2) dengan ancaman hujan bom dan rempah-rempah batuan, awan panas, lahar letusan dan lahar hujan. Kemudian Daerah Bahaya I (radius 10 km dari kawah dengan luas 223 km2) dengan ancaman hujan bom dan rempah-rempah batuan.
"Selanjutnya Daerah Bahaya II yang ancamannya lahar sekunder. Daerah ini meliputi bantaran sungai-sungai lahar yang luasnya 56 km2," tulis Rovicky dalam blog pribadinya seperti dikutip detikcom, Jumat (14/2/2014).
Berdasarkan peta rawan bencana tersebut, Rovicky menerangkan, arah pergerakan lahar dari Gunung Kelud bisa diperkirakan ke arah barat. Dan benar saja, saat ini abu vulkanik yang keluar dari Gunung Kelud bergerak ke arah barat.
"Yang agak mengkhawatirkan adalah daerah sepanjang warna biru (rawan aliran lahar) ini merupakan daerah yang padat penduduknya. Dengan Google earth akan mudah diketahui bahwa hampir sepanjang warna biru ini merupakan permukiman penduduk," paparnya.
(trq/try)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini