Kenapa Hotel MacDonald Jadi Sasaran Pengeboman Usman Harun?

Polemik KRI Usman Harun

Kenapa Hotel MacDonald Jadi Sasaran Pengeboman Usman Harun?

- detikNews
Rabu, 12 Feb 2014 11:48 WIB
Bangunan MacDonald kini (Wikipedia)
Jakarta - Aksi Serda Usman dan Kopral Harun Said mengebom hotel MacDonald disebut pihak Singapura sebagai tindakan teroris karena menimbulkan korban dari sipil. Namun ternyata, ada alasan khusus kenapa TNI memilih hotel sebagai target penyerangan. Apa itu?

Kasubdisjarah TNI AL Kolonel Laut Rony E Turangan memastikan ada misi khusus terhadap hotel MacDonald dari negara. Tempat dan nama MacDonald adalah simbol kekuasaan Inggris di Asia Tenggara.

"Jadi ada tokoh namanya Malcolm MacDonald, dia adalah salah satu British high comissioner untuk jajahan Inggris di Asia Tenggara," kata Rony saat berbincang dengan detikcom, Rabu (12/2/2014).

Menurut Rony berdasarkan buku sejarah TNI, Malcolm MacDonald adalah salah satu yang mencetuskan ide pembentukan federasi 3S (Singapura, Sarawak dan Sabah). Hal inilah yang membuat Presiden Soekarno kala itu marah dan mengeluarkan pernyataan 'Ganyang Malaysia' karena dianggap awal mula tindakan kolonialisme gaya baru.

"Beliau meminta agar federasi 3S ini digagalkan, jangan sampai terbentuk," tegasnya.

Sedikit catatan soal Malcolm MacDonald. Dia adalah anak dari mantan PM Inggris Ramsay MacDonald dan Margaret MacDonald. Dia adalah politisi yang bergabung di partai buruh. MacDonalad menjadi British High Comissioner untuk kawasan Asia Tenggara pada tahun 1948. Lalu dia pindah ke India tahun 1955.

Konfrontasi Indonesia dengan Malaysia dimulai sejak tahun 1961, kala itu proposal untuk pembentukan Federasi 3S diumumkan. Mereka hendak membuat negara federasi yang menggabungkan kawasan Malaya, Sabah dan Singapura. Indonesia protes soal ini karena berpotensi menimbulkan neokolonialisme.

Tahun 1963 muncullah istilah 'Ganyang Malaysia' karena negara federasi Malaysia akhirnya terbentuk, tanpa Brunei Darussalam. Lalu pada tahun 1965, terjadi peledakan bom di hotel MacDonald oleh Gani, Usman dan Harun. Setelah terjadi pergantian kepemimpinan ke Soeharto, maka konfrontasi dengan Malaysia pun berakhir. Pada tahun 1966, Indonesia menandatangani perjanjian damai dengan Kuala Lumpur.


(mad/nwk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads