Apa yang Terjadi Bila Makam Terendam Banjir Dalam Waktu Lama?

Apa yang Terjadi Bila Makam Terendam Banjir Dalam Waktu Lama?

- detikNews
Jumat, 24 Jan 2014 13:56 WIB
Apa yang Terjadi Bila Makam Terendam Banjir Dalam Waktu Lama?
Jakarta - Nurjanah (42) hanya terduduk lemas di TPU Karet Bivak karena sedih melihat makam ibunya terendam banjir hingga 50 cm. Makam ibunda Nurjanah hanya salah satu dari ratusan makam yang 'tenggelam' di Jakarta. Sebetulnya, apakah banjir di makam perlu dikhawatirkan?

Di antara pemakaman di Jakarta yang terkena banjir adalah TPU Karet Bivak, Tanah Abang, Jakpus. Wilayah yang terkena dampak cukup parah tahun ini adalah Blok AA. Kondisi ini berlangsung sejak sepekan.

Sejumlah kerabat dari orang yang dimakamkan di Karet Bivak pun khawatir dengan kondisi ini. Mereka takut makam sanak familinya ambles atau ada apa-apa terhadap jenazah. Khusus untuk Nurjanah, ibunya baru saja dikubur 40 hari lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk memperjelas dampak banjir pada pemakaman, detikcom mewawancarai pakar geologi UGM Agus Hendratno tentang hal tersebut, Jumat (24/1/2014). Berikut penjelasannya:


Jenis Tanah

Agus memulai penjelasannya dengan memaparkan jenis tanah yang biasanya digunakan untuk pemakaman. Menurutnya ada tanah makam yang terdiri dari campuran pasir, lempung atau campuran keduanya.

Nah, khusus tanah yang berfraksi pasir, akan mudah menyerap air bila ada hujan. Air akan cepat menyusut dan masuk meresap jadi air tanah.

Sementara bila tanah didominasi lempung, maka air akan lama mengalami penyerapan. Sehingga susutnya air sangat tergantung penguapan matahari. Inilah yang membuat air jadi lama tergenang di pemakaman.

Tak Ada Efek Pada Jenazah

Menurut Agus, jenazah yang baru dikubur atau sudah lama berada di dalam tanah, tidak akan terkena dampak apa pun dari banjir. Kondisinya akan tetap terurai secara alami dan dalam rentang waktu yang cepat, kecuali tulang dan gigi yang memilliki kandungan kalsium.

"Logika umumnya, jenazah sudah hilang karena proses organisme, kecuali tulang dan gigi," ucap Agus.

Bagaimana dengan jenazah yang berusia 40 hari? Menurut Agus, proses penguraian di dalam tanah biasanya sudah berjalan. Selain itu, tekstur makam kaum muslim pada umumnya ada lapisan kayu yang menutupi bagian jenazah. Kayu itu pun akan hancur karena proses penguraian.

Makam Ambles?

Agus memberi pesan pada masyarakat bahwa makam yang sedikit ambles atau retak bagi yang disemen usai banjir itu adalah fenomena biasa. Bukan kejadian mistis.

Menurut Agus, biasanya itu terjadi karena daerah pemakaman terletak di titik yang memiliki kemiringan. "Ada miring sedikit saja, atau tanah pasirnya kembang susut, maka bisa saja ambles," imbuhnya.

Meski begitu, dampak kerusakan makam tidak akan terlalu parah. Makam yang terletak di tanah yang datar lebih kuat menahan genangan air daripada yang miring.

"Jadi nggak harus selalu dihubungkan dengan mistis," pesannya.

Jenazah Tak Mungkin Naik

Udin, penjaga makam di TPU Karet Bivak memastikan efek banjir terhadap makam hanya akan menyebabkan tekstur tanah menurun. Namun ini untuk makam baru saja, yang kurang dari setahun.

Sejumlah warga ada yang berspekulasi kalau jenazah bisa naik bila tergenang banjir. Benarkah? Udin memastikan itu tidak benar. Sepanjang hidupnya menjadi penjaga makam, dia tak pernah melihat fenomena itu.

"Nggaklah. Tapi emang jadi nggak bisa ngubur. Kemarin ada yang mau ngubur, pindah ke belakang karena di sini masih jadi lautan begini," terang Dudin.

Menurut Udin, makam-makam itu turun baru terlihat setelah banjir surut. Para keluarga biasanya sedih bila hal ini terjadi. "Dan sekarang masih bulan Maulud. Banyak yang nyekar," ceritanya.
Halaman 2 dari 5
(mad/nrl)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads