"Saya sudah ngecek ke Dirut Merpati apa yang sebenarnya terjadi. Hari itu Merpati jurusan Kupang-Ngada penuh. Tiba-tiba ada permintaan seat mengaku dari Trans Nusa," jelas Dahlan di Jakarta, Senin (23/12/2013).
Peristiwa itu terjadi pada Sabtu (21/12). Marinus baru saja menerima Dipa dari Gubernur NTT. Kemudian, dia bergegas pulang mendadak memesan tiket pesawat. Sabtu itu ada rapat paripurna pengesahan APBD di Ngada.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebenarnya menurut Dahlan, setelah tahu Bupati Ngada yang hendak terbang disediakan satu seat.
"Saat itu dibilang oleh Merpati penuh, tidak bisa lagi. Namun setelah dijelaskan bahwa yang pesan itu bupati, dan hari itu ada urusan penting harus pulang untuk pengesahan APBD maka diusahakan satu seat," jelas Dahlan.
Sayang sungguh sayang, menjelang pesawat terbang Bupati Ngada tak kunjung datang. "Tapi menjelang berangkat Bupati Ngada tidak datang. Merpati terbang sesuai jadwal. Kursi untuk bupati itu tetap kosong," urai Dahlan.
Yang disayangkan Dahlan juga, tindakan Bupati Ngada justru merugikan masyarakat. "Merpati sendiri tidak banyak rugi tapi masyarakat yang rugi," tutup Dahlan.
(ndr/gah)











































