"Ratifikasi Nagoya oke, kuncinya adalah jabarkan ini dalam sebuah action plan, dalam kerangka kebijakan yang di situ jelas sekali apa-apa yang harus dilakukan," kata Boediono dalam sambutannya pada Peringatan Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional 2013 di Istana Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (28/11/2013).
Boediono menjelaskan Protokol Nagoya dengan Undang-undang lingkungan hidup Indonesia saling mengikat, termasuk kepada pihak-pihak yang memanfaatkan sumber keanekaragaman hayati. "Ini sangat penting karena protokol ini mengatur tentang suatu kepentingan kita. Itu aturan internasional yang mengikat kita semuanya. Kalau kita melewatkan itu yang rugi kita sendiri," terangnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mantan Gubernur BI ini meminta kepada Menteri Lingkungan Hidup Balthasar Kambuaya untuk dapat merangkul semua stakeholder, tidak terbatas pada pihak pemerintah saja dan segera menuangkannya dalam sebuah kebijakan bersama. Pada kesempatan itu, Boediono kembali mengingatkan soal pemeliharaan lingkungan menjadi tanggungjawab bersama.
"Kalau kita egois generasi sekarang tentu kita habiskan saja ini semua, rusak ya rusak nanti terserah generasi yang akan datang. Tapi itu bukan sikap yang baik bagi generasi mana pun," tegasnya.
Manfaat keanekaragaman hayati juga disebut memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Boediono mengajak agar pemanfaatan keanekaragaman hayati dilakukan secara baik dan terkendali.
"(Nilai) Dalam dolar saja kemarin laporannya cukup besar itu kapasitas potensinya itu kita manfaatkan dari segi ekonomisnya secara sustainable. Apakah berupa obat tradisional atau tanaman hias," ucapnya.
(fiq/rmd)