Ini Tujuan dr Wimpie Tulis Puisi 'Permohonan Maaf dari Dokter'

Ini Tujuan dr Wimpie Tulis Puisi 'Permohonan Maaf dari Dokter'

- detikNews
Rabu, 27 Nov 2013 08:04 WIB
Jakarta - Beredar sebuah puisi berjudul 'Puisi Permintaan Maaf: dari dokter Indonesia' di media sosial Facebook. Penulisnya adalah seorang dokter seksologi bernama dr Wimpie Pangkahila.

dr Wimpie mengatakan puisi itu merupakan semacam protes dirinya atas isu-isu soal dokter yang sedang hangat beredar di masyarakat. Puisi itu juga berisi sindiran atas iklan-iklan kesehatan di luar dunia kedokteran yang ada di media.

"Artinya saya nyinggung iklan-iklan bohong di media itu kan. Herbal ternyata yang tercampur barang berbahaya. Pembesar penis tahunya apa. Jadi boleh dong saya protes dong," ujar dr Wimpie Pangkahilan saat berbincang dengan detikcom, Selasa (26/11/2013).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ya seperti itulah artinya. Itu kan menyusahkan, masyakarat korbannya banyak entar," sambungnya.

Pakar andrologi dan seksologi itu juga mempertanyakan alasan mengapa iklan-iklan kesehatan itu terkesan dibiarkan. Sementara dokter yang jelas-jelas membantu pasien dipidanakan, atau disiram kopi.

"Intinya semacam keluhan saja. Kepada yang berhak yang membiarkan itu (iklan-iklan kesehatan). Artinya kalau sudah dibaca oke, masukan lah kenapa itu dibiarkan. Masukan kalau dokter bikin salah ditindak, sementara itu (iklan-iklan kesehatan) enggak ditindak," kata Wimpie.

Berikut adalah puisi yang ditulis dr Wimpie Pangkahila tersebut. Puisi itu ditulis di Sanur, Bali tanggal 21 November 2013.

PUISI PERMINTAAN MAAF
dari dokter Indonesia.

Barangkali inilah saatnya
Ketika langkah kita tak boleh berhenti begitu saja
Karena penguasa tak mau peduli
Ketika kita telah dikriminalisasi
Padahal telah bekerja sesuai standar profesi

Maafkan kami para dokter yang terluka
Kalau suatu hari nanti kami mau cuti bersama
Karena sudah terlalu letih kami bekerja
Melaksanakan profesi menyelamatkan nyawa
Dan meningkatkan kualitas hidup bangsa

Jangan bilang dokter mogok kerja
Bukankah cuti bersama boleh saja
Walaupun bersama sama seluruh Nusantara?
Dan jangan bilang ini arogansi semata
Karena kami juga manusia biasa

Ya, kami memang manusia biasa
Yang kecewa ketika diperlakukan tanpa rasa
Yang terluka ketika disiram kopi panas di wajah ini
Yang tak berdaya ketika dipenjara
Yang terhina ketika iklan bohong kesehatan dibiarkan merajalela
Padahal korban berjatuhan di mana mana

Maafkan kami kalau suatu hari nanti kami cuti bersama
Tetapi janganlah bingung dan kecewa
Karena kalian boleh datangi mereka
Yang mampu sembuhkan kanker payudara tanpa obat apalagi operasi
Yang sembuhkan kanker peranakan dengan ramuan asli
Yang sembuhkan AIDS dalam tiga bulan
Yang sembuhkan impoten dengan ramuan tanaman
Dan yang sanggup mengembalikan keperawanan

Sulit kami mengerti mengapa penguasa melakukan pembiaran
Padahal semuanya ini jelas penipuan
Sementara dokter terus ditekan
Dan akhirnya masuk rumah tahanan
Masih adakah di negeri ini keadilan dan kebenaran?

Akhirnya maafkan kami wahai para penguasa negeri ini
Karena walaupun kami tak kalah dengan dokter di luar negeri
Tetapi kami tak mampu mengatasi penyakit gemar korupsi


(dha/trq)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads