'Balas Pantun' Nurhayati vs Kubu Jokowi

'Balas Pantun' Nurhayati vs Kubu Jokowi

- detikNews
Selasa, 22 Okt 2013 11:15 WIB
Balas Pantun Nurhayati vs Kubu Jokowi
Jakarta - Waketum Partai Demokrat (PD) Nurhayati Ali Assegaf ramai dibicarakan karena keberaniannya mengkritik Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo yang sedang naik daun. Dia berkomentar soal kebakaran hingga mengungkit penolakan Jokowi terhadap program mobil murah yang dicanangkan pemerintah pusat.

Serangan Nurhayati ini tak urung menuai reaksi. Jokowi bertanya-tanya kaitan dirinya dengan kebakaran yang terjadi di Jakarta. Gerindra juga memberikan pembelaan. Namun Nurhayati berkukuh, hal yang dikatakannya berdasarkan data.

Berikut 'balas pantun' Nurhayati dengan kubu Jokowi:

1. Nurhayati: Setahun Jokowi 1.000 Rumah Terbakar

Nurhayati menilai kepemimpinan Jokowi di Ibu Kota belum menghasilkan banyak prestasi. Seperti soal kebakaran, 1.000 rumah terbakar selama setahun Jokowi memimpin.

"Apa yang dilakukan Pak Jokowi biarlah rakyat yang menilai, tetapi media dan semua harus obyektif, bagaimana Jokowi memimpin dan apa yang terjadi sekarang. Yang pokok itu kemacetan, kebakaran, dan 1.000 rumah terbakar. Belum pernah loh 1.000 rumah terbakar," ujar Nurhayati di lapangan futsal Samba, Jalan Tentara Pelajar, Jakarta Selatan, Sabtu (19/10/2013).

Perempuan kelahiran Solo 50 tahunΒ  lalu itu membandingkan dengan periode Fauzi Bowo, calon gubernur yang diusung PD pada Pilgub DKI 2012 lalu. Masa pemerintahan Fauzi Bowo, jumlah rumah terbakar menurutnya tidak sampai 1.000.

"Setahun Jokowi ada 1.000 rumah terbakar, satu lokasi di Kelapa Gading. 1.000 Rumah terbakar, belum ada dalam sejarah, apakah itu lambang prestasi? Fauzi Bowo belum pernah. Dalam sejarah belum ada 1.000 rumah terbakar," cetusnya.

Dia juga mengatakan apa yang dilakukan Jokowi saat ini sebenarnya hanya melanjutkan kebijakan yang telah dibuat sebelumnya. Kebijakan Pemprov DKi saat ini bukan hal baru.

"Jokowi itu meneruskan, dan Jakarta ini bukan hutan rimba. Jokowi itu datang tinggal melanjutkan," tutur mantan staf khusus Ibu Ani Yudhoyono ini.

"Iyalah, soal pembangunan. Membangun Kota Casablanca dan Jembatan Casablanca, apakah bisa dibikin dalam setahun itu, seperti Jembatan Sambung dan Jembatan Cilandak yang megah, hasil siapa itu? Hasil sebelumnya, Pak Fauzi Bowo. Jangan melupakan jasa-jasa pendahulunya, semua itu hasil dari pendahulunya," ucap Nurhayati.

2. Ditanggapi Jokowi

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengatakan, kejadian kebakaran itu musibah. "Terus yang bakar siapa? Yang bakar saya? Hehehe," kata Jokowi usai menghadiri acara puncak cuci tangan dengan sabun sedunia di Plasa Barat Senayan, Jakarta Selatan, Minggu (20/10/2013).

Jokowi menambahkan solusi untuk kebakaran itu beragam. Namun, kebanyakan dari musibah kebakaran disebabkan korsleting listrik.

"Kan sebabnya macem-macem, sebabnya kan karena listrik," kata Jokowi yang ditemani istrinya, Iriana.

Eks Walikota Solo itu juga memberikan solusi di mana kebakaran yang kebanyakan terjadi di pemukiman kumuh akan diberikan pemadam permanen.

"November, pemadam kita yang permanen kita taruh di kampung-kampung padat," kata Jokowi.

"Ada berapa banyak, Pak?" tanya wartawan.

"Saya nggak hapal. Itu di semua wilayah kumuh," tutup Jokowi.

3. Balas Tanggapan Jokowi

Nurhayati menyambut tanggapan Jokowi.

"Emang dulu Pak Fauzi Bowo yang bakar (rumah)!" ucap doktor dari UGM ini menanggapi pernyataan Jokowi, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (21/10/2013).

Ia menyatakan, pernyataannya soal banyaknya rumah terbakar di era kepemimpinan Jokowi adalah fakta. Bahkan 1.000 rumah yang disebutnya, terjadi dalam sekali kebakaran.

"Saya ingin jelaskan itu bukan pernyataan, tapi saya jawab pertanyaan wartawan, dan itu 1.000 rumah itu silakan dicek 1 Oktober, terjadi sekali di Kelapa Gading. Masa media nggak ada yang punya (beritanya)," ujarnya.

"Kebenaran itu pahit, saya tidak takut dikritik. Saya bukan orang yang suka fitnah, tidak ada niat saya tidak baik. Saya ini relawan kenapa saya masuk politik, karena saya ingin berbuat lebih," imbuh wakil ketua umum PD itu.

Nurhayati juga mengatakan, pernyataannya itu disampaikan karena teringat dengan dua janji Jokowi yaitu mengatasi kebakaran dan kemacetan.

"Karena waktu itu dipertontonkan kebakaran di masa Pak Fauzi Bowo, dan Pak Jokowi janji atasi kebakaran dan kemacetan," ujarnya.

"Dan ini saya berikan solusi yaitu supaya lakukan training kebakaran di Jakarta, siapkan (mobil damkar) di daerah-daerah kumuh supaya mereka terlibat," imbuh Nurhayati.

4. Dibantah Pemadam Kebakaran

Ilustrasi (Dok.detikcom)
Dinas Pemadam Kebakaran membantah data 1.000 rumah terbakar yang disebutkan Nurhayati. Dinas pemadam kebakaran hanya menyebut perkiraan jumlah Kepala Keluarga (KK) yang mengalami musibah.

"Perkiraan jumlah KK yang mengalami musibah sebanyak 2.000 atau sekitar 4.500 jiwa. Kalau hitungan rumah tidak sampai (dihitung)," ujar Kepala Seksi Operasional Damkar Jakarta Utara, Nurdin Silalahi kepada detikcom, Senin (21/10/2013).

Menurut Nurdin, kondisi bangunan yang didirikan di wilayah yang terbakar itu merupakan bangunan semi permanen dan bangunan liar yang berdiri di atas empang-empang. Bangunan itu berdiri di atas tanah Summarecon.

"Kebanyakan malah kontrak saja. Gimana mau dihitung saat sudah terbakar tidak ada lagi bekas atau tandanya," terangnya.

Nurdin juga menilai satu pintu dihuni sampai 2 hingga 3 KK. Bangunan itu juga didirikan meninggi dan seringkali berdempetan satu sama lain.

"Rumahnya nggak jelas. Sulit dihitung karena tidak tertata. Kalau tertata kita pasti keluarkan data," ucapnya.

5. Dipertanyakan Gerindra

Partai Gerindra sebagai pengusung Jokowi-Ahok di DKI membela pucuk pimpinan DKI tersebut. Menurutnya, kebakaran di Jakarta tidak hanya terjadi di era Jokowi. Dia balik bertanya soal data kebakaran di DKI yang dijadikan kritik keras ke mantan Wali Kota Solo itu.

"Dapat dari mana Ibu Nurhayati, mungkin laporan mengenai kebakaran itu jumlahnya tidak sebanyak itu," kata anggota Dewan Pembina Gerindra, Martin Hutabarat, kepada detikcom, Senin (21/10/2013).

Menurut Martin hal semacam ini tak perlu dibesarkan. Apalagi mempolemikkan siapa penyebab kebakaran yang tentu saja musibah yang tidak dikehendaki setiap warga Jakarta.

"Saya kira nggak perlu dipolemikkan itu," katanya.

6. Ngotot Menyerang Jokowi

Setelah mengkritik kinerja Joko Widodo dengan pernyataan 1.000 rumah terbakar dalam sekali kejadian hanya di era Jokowi, kini Ketua Fraksi Partai Demokrat Nurhayati Ali Assegaf juga mengkritik penolakan Jokowi atas mobil murah.

"Saya sedih Pak Jokowi larang mobil murah, padahal Esemka itu mobil murah," kata anggota DPR dua periode ini di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (21/10/2013).

Menurutnya, mobil murah yang diinisiasi pemerintah adalah untuk kepentingan rakyat, pemerintah ingin memberi kesempatan warga yang belum punya untuk memiliki mobil murah.

"Harusnya tak setuju dengan mobil mewah bukan mobil murah, masa masyarakat suruh naik motor terus," ucapnya.

Ia menyatakan, kritiknya mengacu pada janji kampanye Jokowi yang akan mengatasi kemacetan dan kebakaran. Ia lalu menyindir semangat Jokowi saat menggaungkan mobil Esemka kala dirinya menjadi Wali kota Solo.

"Pak Jokowi dulu terkenal karena mobil Esemka. Jadi saya hanya ingat janji Jokowi. Ini bukan puas atau tidak, tetapi ada yang kita ingat janji-janji (kampanye) itu," ucap anggota Komisi I itu.
Halaman 2 dari 7
(trq/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads