Dinasti Atut Rusak Perkembangan Politik di Banten

Dinasti Atut Rusak Perkembangan Politik di Banten

- detikNews
Kamis, 10 Okt 2013 05:15 WIB
Infografis: Detikcom
Jakarta - Dinasti politik Ratu Atut Chosiyah di Provinsi Banten telah menggurita selama beberapa tahun terakhir. Sanak familinya menduduki pos-pos penting dan cenderung merusak perkembangan politik di Banten.

"Ini merusak karena mencegah kompetitor politik yang potensial," ujar pengamat politik UGM, Arya Dwipayana saat berbincang dengan detikcom, Rabu (9/10/2013) malam.

Dinasti yang dimiliki Ratu Atut disebut telah membentuk benteng yang kuat sehingga memiliki penguasaan di sektor politik. Akibatnya, tokoh-tokoh lainnya yang memiliki kemampuan mumpuni dicegah untuk muncul.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini jelas memiliki implikasi buruk pada demokrasi lokal. Mereka menggurita," ucapnya.

Arya sepenuhnya tidak menyalahkan penyebab munculnya dinasti politik pada satu orang saja. Namun, partai politik juga disebut memberi andil besar dalam proses terbentuknya dinasti politik. "Parpol terjebak dalam mencari figur, sehingga tidak ada kaderisasi internal," jelasnya.

"Parpol tidak berhasil keluar dari demokratisasi internalnya yang kemudian memunculkan dinasti," imbuhnya.

Salah satu penyebab mulai bergoyangnya dinasi Atut adalah mulai pudarnya figur haji Chasan selaku orangtua Atut. Terlebih dinasti Atut tidak membuat jaringan politik yang kuat pada musuh-musuhnya. "Tetapi tidak sekuat dulu," kata Arya.

Salah upaya untuk membongkar dinasti Atut adalah dengan kekuatan yang besar seperti yang terdapat pada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

"Lemahnya oposisi karena dilemahkan oleh politik represif dan juga ada proses kooptasi," ujarnya.


(fiq/fdn)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.

Hide Ads