Jokowi Enggan Galang Komunikasi dengan Pejabat Penolak Mobil Murah

Hari ke-346 Jokowi

Jokowi Enggan Galang Komunikasi dengan Pejabat Penolak Mobil Murah

- detikNews
Rabu, 25 Sep 2013 16:53 WIB
Jakarta - Gubernur DKI Joko Widodo (Jokowi) belum berpikir untuk menggalang komunikasi dengan kepala daerah yang tidak pro mobil murah. Jokowi belum melihat manfaat dari itu.

"Untuk apa menggalang? Kita belum berpikir sampai sana. Tetapi saya kira kepala daerah-daerah yang menyampaikan itu juga merasakan hal yang sama, bahwa kita ini bukan ketakutan ya," jawab Jokowi di Balaikota DKI, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (25/9/2013).

Jokowi dimintai tanggapannya apakah akan menggalang komunikasi dengan kepala daerah-kepala daerah yang tidak pro dengan mobil murah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Jokowi, kepala-kepala daerah itu khawatir mobil murah akan menambah kemacetan wilayah yang dipimpinnya. Apalagi transportasi massal belum siap.

"Transportasi massal belum siap, tapi sudah dibanjiri mobil murah. Itu saja," tuturnya.

Lulusan Kehutanan UGM ini menyebutkan daerah yang potensial menjadi 'korban macet' akibat gempuran mobil murah yakni Jabodetabek. Jokowi yakin akan hal itu.

"Kenapa tidak merancang strategi bersama dengan wilayah sekitar yang punya pemikiran sama yang tidak setuju mobil murah?" tanya wartawan.

"Strategi apa?" tanya balik Jokowi.

"Pengetatan?" jawab wartawan.

"Pengetatan dengan cara apa?" tanya Jokowi lagi.

Kemudian Jokowi menjelaskan, saat ini transportasi massal belum siap. Jika sudah siap, Jokowi akan 'mencegat' mobil murah dengan Electronic Road Pricing (ERP) dan ganjil genap. ERP hingga kini masih terganjal aturan hukum, sedangkan ganjil-genap terganjal bus yang belum datang.

"Bolak-balik saya sampaikan, ini proses," kata pria 52 tahun ini.

Kepala daerah yang menolak mobil murah misalnya Wali Kota Bandung Ridwan Kamil (Emil) dan Wakilnya Oded M Danial. Emil dengan tegas menolak mobil murah masuk Bandung karena akan menambah kemacetan.

"Saya dengan Pak Jokowi itu sama. Sedang berusaha mengurai kemacetan yang disebabkan oleh banyaknya kendaraan. Nanti kalau ada mobil murah, kendaraan semakin padat," tegas Emil di Balai Kota Bandung, Rabu (18/9/2013).

Menurut Emil, kehadiran mobil murah bisa diaplikasikan di wilayah yang lain.

"Konsep mobil murah ini bisa dilakukan di daerah-daerah yang kurang mobil. Tapi di daerah-daerah yang sudah padat, kota metropolitan, seperti Bandung ini, kalau bisa tidak akan kami pakai," jelasnya.

(nik/nrl)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads