Biasa memang terdengarnya, ruko terbakar akibat korsleting listrik. Peristiwa terbakarnya di belakang pasar yang padat penduduk, sungguh klise pada dini hari yang biasa di hari Kamis (5/9/2013).
Menyusuri dempetan pedagang Pasar 'Angkasa' Teluk Gong, berujunglah dengan pemukiman padat penduduk. Saling-silang kabel-kabel listrik bagaikan benang layangan yang beradu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sering kalau kebakaran akibat korsleting listrik di Teluk Gong ini, sebelum puasa di dekat gereja juga ada kebakaran, juga empat orang yang meninggal. Sebelumnya juga pernah ada dan penyebabnya juga korsleting listrik," ungkap seorang warga, Bonni (30) saat berbincang.
Pagi ini yang menjadi korban adalah A Liang (55) beserta istrinya, Mei Hwa (41), dan kedua anaknya, Hermawan (23) dan Bella Melinda (17). Keempatnya terjebak dalam ruko dengan pintu berlapis.
"Itu di belakang gerbang ini ada pintu lagi, belum lagi di pintu depan yang sampai ada dua gembok. Di atas sudah penuh teralis besi, jendelanya juga pakai nako, orang-orang sini pada gedor-gedor nggak ada yang nyautin tadi, mau masuj juga lewat mana? Semua tertutup rapat," ujar Bonni.
Adalah A Sian (50), sahabat dari A Liang yang terus menerus berteriak memanggil-manggil A Liang. Tak ada sahutan, tak ada teriakan minta tolong, A Sian yang rumahnya berseberangan itu hanya bisa berdoa.
Usaha dan doa warga rupanya tak mampu menolong A Liang sekeluarga. A Liang ditemukan tertelungkup di ruang depan tempat dagangan, sementara Hermawan seperti hendak menyusulnya dan ditemukan di garasi. Mei Hwa dan Bella Melinda berpelukan erat di dekat gerbang keluar belakang.
A Sian, Bonni, dan warga lain masih memadati lokasi kejadian. Menatap semu penuh harap, semoga kejadian serupa dapat dicegah ketika penyebabnya diketahui.
(bpn/nwk)