"Yang paling penuh adalah P 20 AC, tapi kita masih ada kendala untuk penambahan bus," kata Ketua Umum Kopaja Nanang Basuki kepada detikcom, Senin (2/9/2013).
Nanang mengatakan, pengadaan satu bus Kopaja AC menelan biaya Rp 450 juta. Mahalnya biaya ini membuat anggota Kopaja kesulitan memenuhinya. "Kita ini kan bentuknya koperasi, biaya sebesar itu masih sulit didapat anggota," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nanang mengatakan, selain bus AC P 20, Kopaja AC 602 (Ragunan-Monas) juga makin diminati. Bus ini biasanya penuh di pagi hari dan juga saat pulang kantor sore hari. "Kalau pagi kita sediakan 10 hingga 15 bus saja di Ragunan penuh semua," katanya.
Namun bedanya, Kopaja AC 602 akan sepi penumpang saat menjelang siang. "Ini kita masih merintis, mungkin kalau sudah banyak yang tahu akan lebih penuh," katanya.
Nanang mengatakan, salah satu trayek bus AC yang masih sepi peminatnya adalah Kopaja AC S 13 (Ragunan-Grogol). Sepinya jalur ini disebabnyak banyaknya mobil-mobil yang menyerobot jalur bus ini. "Jadi jalur ini kurang ramai," katanya.
Saat ditanya mengenai kesejahteraan sopir, Nanang mengatakan saat ini Kopaja AC masih menganut sistem setoran. Namun setiap bulan ada gaji bulanan yang diberikan pemilik Kopaja kepada sopirnya. "Sistem masih setoran, tapi biasanya ada insentif yang diberikan setiap bulannya," katanya.
(nal/nrl)