Melalui rangkuman peristiwa ini, Jumat (30/8/2013), ada sejumlah hal yang menonjol saat berlangsungnya aksi. Sebut saja pengerusakan 2 unit bus TransJakarta hingga Jalan Medan Merdeka Selatan yang berubah menjadi 'parkiran' puluhan bus metromini.
Direktur Utama Metromini Novrialdi pun meminta maaf atas peristiwa yang dinilai anarkistis tersebut. Berikut aksi ratusan sopir bus oranye ini ketika menggelar aksi demonstrasi di depan kantor Jokowi.
1. Jalan Medan Merdeka Selatan Jadi Parkiran
Metromini parkir di Jalan Medan Merdeka Selatan
|
Parkir yang memanjang itu membuat bus-bus berbaris dari depan Kedubes AS hingga bundaran air mancur patung kuda. 150 orang yang terdiri dari sopir dan awak metromini keluar dari bus dan berkumpul di Balai Kota DKI Jakarta.
Mereka menuntut bus-bus yang ditahan Dinas Perhubungan DKI Jakarta karena tidak memenuhi unsur kelaikan dikeluarkan. Dengan mengenakan seragam merah, para sopir dan awak Metromini itu sempat memblokir jalan walau hanya berlangsung 5 menit.
Pengguna jalan lainnya yang hendak melintasi Jalan Medan Merdeka Selatan saat itu hanya bisa pasrah karena macet. Kepadatan kendaraan tak terelakan.
2. Dua Bus TransJakarta Jadi Korban
Seorang peserta aksi memukul kaca bus TransJakarta
|
Bermodalkan tongkat kayu dan benda keras lainnya yang mereka jumpai, kaca-kaca serta bodi TransJakarta berwarna biru itu dibuat pecah dan penyok. Mereka tidak mempedulikan permintaan rekan aksinya untuk tidak merusak bus TransJakarta.
Saat pengerusakan berlangsung, bus TransJakarta membawa sejumlah penumpang. Sehingga pramudi yang mengendarai bus itu secara perlahan menembus amukan massa dan berhasil lolos.
Melihat aksi anarkis itu, aparat kepolisian memberikan imbauan agar demonstrasi berlangsung damai. "Jangan rusuh...jangan rusuh!" imbau polisi.
3. Demo Hingga Malam Sambil Bernyanyi
Peserta aksi memegang salah satu spanduk demo
|
Didampingi Kapolsek Gambir AKBP Tatan Dirsan, ratusan orang ini duduk di depan pintu masuk Balai Kota. Tatan mengajak para awak Metro Mini untuk bercengkerama santai dan tidak bertindak anarkis lagi.
Kemudian, salah satu perwakilan pendemo ini memimpin teman-temannya menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Ia bernyanyi menggunakan pengeras suara, yang disambung dengan lagu Bengawan Solo.
"Kita lanjutkan nyanyi lagu khasnya Jokowi. Bengawan Solo," ujar salah satu pendemo yang mengenakan jaket warna cokelat di depan Balai Kota.
4. Palak Sopir Kopaja yang Melintas
Peserta aksi menghadang Kopaja yang melintas
|
"Woy woy, goceng woy," teriak salah seorang pendemo kepada Kopaja yang melintas saat itu.
Temannya yang melihat pun tidak menghalangi aksi pemalakan tersebut. Ia malah menimpali, dengan harapan mendapatkan uang receh dari si sopir Kopaja.
"Lu (sopir Kopaja) kerja mulu, gue kagak," kata mereka.
Polisi yang melihat hal ini hanya menegur. Namun tak lama kemudian, 150 peserta aksi itu membubarkan diri sekitar pukul 20.00 WIB.
Halaman 2 dari 5