Situ Mangga Bolong, Sumber Resapan Air di Jakarta yang Terabaikan

Situ dan Waduk di Jakarta

Situ Mangga Bolong, Sumber Resapan Air di Jakarta yang Terabaikan

- detikNews
Senin, 26 Agu 2013 13:40 WIB
Situ Mangga Bolong (Rini/ detikcom)
Jakarta - Jakarta Selatan memiliki 2 lokasi utama resapan air atau situ. Salah satunya adalah Situ Babakan yang saat ini menjadi objek wisata. Akan tetapi, mungkin masih banyak orang yang belum mengetahui bahwa masih ada satu situ yang berada di wilayah tersebut.

Namanya Situ Mangga Bolong. Lokasinya hanya berjarak 1 kilometer dari Situ Babakan. Akan tetapi pemandangan yang tersaji antara kedua situ ini sangatlah kontras.

Apabila situ Babakan telah menjadi objek wisata dengan dibangunnya perkampungan budaya Betawi sehingga situ terlihat bersih dan asri, lain halnya dengan Situ Mangga Bolong. Dengan luas sekitar 10 hektar, kesan pertama yang terlihat dari situ ini adalah kotor dan tak terawat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketika detikcom mengunjungi situ Mangga Bolong yang berada di Kelurahan Srengseng Sawah, Jumat (23/8/2013), di tengah teriknya matahari siang, situ ini tampak jauh dari harapan. Sejauh mata memandang, beragam tanaman seperti eceng gondok dan daun talas tumbuh subur di dalam situ tersebut.

Pemandangan di pinggir situ juga diperparah dengan banyaknya sampah rumah tangga yang dibuang secara sembarangan karena di sekitar lokasi tidak ditemukan adanya Tempat Pembuangan Sampah (TPS). Kotor, jorok, dan kumuh.

Apabila sampah dibiarkan tanpa dikelola atau dibakar, maka akan menimbulkan bau yang tidak sedap. Seperti itulah yang terjadi pada situ ini, padahal Mangga Bolong merupakan salah satu daerah resapan air. Sayang, saat ini kondisinya sangat memprihatinkan.

"Mangga Bolong masih termasuk ke dalam cagar budaya Betawi yang berada di dalam wilayah seluar 129 hektar. Pada 1997 lalu pernah dilakukan pengerukan di dalam situ, akan tetapi karena krismon 1998 pengerjaannya terhenti dan terbengkalai hingga saat ini," ujar pengelola perkampungan budaya betawi, Indra Sutisna kepada detikcom, Jumat (23/8/2013).

Menurut Indra, setelah sekian lama, situ tersebut takk pernah terjamah Pemda karena sejak 2001 pemprov DKI lebih berfokus kepada pembangunan dan pemeliharaan Situ Babakan. Hal ini semakin djperparah dengan tak adanya kesadaran warga sekitar untuk menjaga kelestarian dan kebersihan sekitar situ sehingga sampah, bahkan tambak-tambak ikan warga bertebaran di sepanjang situ.

"Pertama, masyarakat membuang sampah di pinggir situ, kenapa? karena tidak ada kesadaran dari masyarakat untuk membuang sampah atau berinisiatif untuk membuat TPS. Ditambah lagi ternyata di pinggir situ, masih ada lahan milik masyarakat yang belum dibeli pemda sebesar 1,5 hektar dan pemilik lahan mengijinkan warga untuk membuang sampah disana," terangnya.

Padahal larangan untuk membuang sampah di sekitar situ sudah dipasang, sosialisasi kepada warga juga telah dilaksanakan. Bahkan pemilik lahan tersebut juga telah didatangi pemda untuk menutup lahan miliknya tersebut.

"Sama yang punya lahan diikutin untuk ditutup, tapi memang masyarakatnya tidak sadar-sadar, sehingga mereka tetap saja buang sampah di pinggir situ," keluh Indra.

Sehingga menurut Indra, reward and punishment dianggap sebagai cara terbaik untuk menimbulkan kesadaran untuk memelihara tempat ini. "Padahal sudah ada keinginan kita untuk menjadikan Mangga Bolong sebagai Ruang Terbuka Hijau (RTH). Tapi mental masyarakatnya harus diperbaiki dulu," tuturnya.

"Karena teramat sayang apabila salah satu ruang resapan air utama di Jakarta Selatan dibiarkan seperti ini. Kesadaran untuk memelihara lingkungan harus mulai dilakukan saat ini, jangan tunggu Gubernur turun tangan dulu baru mau berubah," lanjut Indra.

(rni/gah)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.

Hide Ads