Proses evakuasi dilakukan pagi hari bagi 4 ABK yang berada di pulau Nain, yaitu Deki Aulia (48), Lucky Tamara (23), Imanuel Papendang (36) dan Ridel Piri (18). Keempatnya ditemukan 3 nelayan terapung di rakit penangkap ikan, lalu ditolong dengan dibawa ke pulau Nain.
Sementara 6 ABK lainnya, masing-masing Lois Masior (40), Yosep Mangalehe (24), Alfon Sius Ganda (29), Decky Rumambi (22), Maikel Rengku (37) dan Febry Linggar (29), berhasil diselamatkan Kapal Pajeko Mazmur, kapal ikan lainnya di perairan Talise-Biaro di Kabupaten Sitaro Sulut, Rabu (17/7/2013) sore.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Siging mengatakan sore itu, mereka langsung kembali lagi membawa keenam korban ini ke Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di Kelurahan Tumumpa Kecamatan Tuminting, Manado. "Kami sampai pagi tadi dan para korban langsung dijemput Basarnas untuk dibawa ke rumah sakit," lanjut Siging.
Menurut kapten kapal Lois Masior, mereka berangkat melaut dari Bitung pada Senin (15/7/2013) sekitar pukul 18.00 WITA. 7 jam berlayar, kapal mereka dihantam gelombang setinggi 5 meter hingga terbalik.
"2 tong air tawar yang diikat di lambung kanan terlepas, membuat kapal berat sebelah. Ditambah hantaman gelombang, langsung terbalik," terang Masior.
Saat itu, lanjut Masior, empat ABK memisahkan diri karena terlihat rumpon (rakit) penangkap ikan. Mereka menggunakan gabus untuk mengapung di tengah lautan bebas.
"Kami tetap di atas kapal yang terbalik. Kapalnya tidak tenggelam karena terbuat dari fiber, kami bertahan sampai pertolongan tiba," tutur Masior.
Sementara itu, Kepala Basarnas Manado Suyanto Samijan mengacungkan jempol bagi para korban yang bisa bertahan sampai mendapatkan pertolongan.
"Mereka siap dan tidak panik sebagai pelaut, mereka sudah menjiwai dan mau menerima risiko di laut," jelas Suyanto.
(try/try)