Saat detikcom menyambangi museum yang terletak di Jalan Taman Fatahilah Nomor 1, Jakarta, Kamis (11/7/2013) ini, lukisan Petrus di letakkan di lantai dua di area ruang sidang.
Tampak lukisan tersebut diamankan dalam bingkai besar dengan ukiran frame bernuansa gold. Dalam hasil seni tersebut, terlihat Petrus sedang berdiri gagah di balik kursi kejayaannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sifatnya yang serakah dan selalu korupsi membuat Petrus dibenci oleh rakyat. "Rakyatnya yang sengsara banget dia asyik senang-senang akhirnya rakyatnya marah-marah untuk menurunkan Petrus," tambah Akum yang kini berusia 70 tahun tapi seolah tidak pernah pikun dengan pengetahuan sejarahnya.
Dengan semangat 'mudanya', pria berusia 70 tahun itu melanjutkan cerita singkatnya. Pada masa itu, banyak rakyat yang melakukan berbagai cara untuk menurunkan Petrus, mulai dari mengirimkan surat ke petinggi Belanda hingga ingin membunuh sang gubernur, namun semuanya sia-sia. Hingga akhirnya masa kejayaan Petrus berakhir karena ia meninggal akibat sakit parah di tahun 1775.
Pria yang sudah menjadi pemandu sejak museum ini didirikan pada 1974 itu mengatakan bahwa akhir Juni kemarin Museum Sejarah Jakarta menampilkan teater lapangan atau biasa disebut 'Rekonstruksi Sejarah' mengenai Petrus.
"Rekonstruksi Sejarah kemarin mengangkat kisah jenderal korupsi itu, diadakan dua hari, yang pertama siang gini, hari keduanya sore. Benar-benar dibuat mirip Petrus, banyak juga yang nonton di depan," ujarnya senang sambil terkekeh.
(aln/ndr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini