"Dari Thailand, Malaysia, Jepang, dari Belgia kemarin juga datang. Orang-orang bule itu kan mau juga lihat program go green milik kita," kata Harini yang ditemui di rumahnya yang asri, Rabu (3/7/2013).
Harini bertutur, semua bermula pada tahun 1986. Saat itu tengah gencar isu globar warming. Nah, selaku Ketua RT yang menjabat kala itu, Harini berpikir guna membuat kampungnya menjadi hijau dan asri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
10 Tahun berlalu, usaha menjadikan kampung hijau ini mulai membuahkan hasil. Buktinya, tahun 1996 ada staf UNESCO yang mulai mengetahui kampung hijau itu dan menawarkan bantuan. Harini yang menjadi Ketua RT segera menyambut bantuan lembaga dunia itu.
"Daerah kami dijadikan percontohan, pilot project pengelolaan limbah rumah tangga dan menjadikan kampung asri ramah lingkungan. Dan saya dijadikan contact person penghubung antara Banjarsari dan UNESCO," terang Harini.
"Itu kita diberi bantuan Unesco sampai tahun 2003. Mereka membiayai program kami untuk mengolah sampah. Sampai tahun 2003 itu, kemudian UNESCO punya program lain," tambahnya lagi.
Kampung Banjarsari ini memang tampak hijau. Melihat rumah penduduk banyak tanaman hijau dari pot yang bertebaran. Kebersihan juga amat dijaga. Pohon rindang juga ada di kanan kiri jalan kampung itu.
"Kalpataru pernah pada 2001 tingkat DKI. Pernah juga juara nasional Penghijauan Lingkungan dan Konservasi Alam tahun 2000," bangga Harini.
(ndr/gah)