Waspada! Tak Cuma di Tol, Derek Liar Juga Beraksi di Jalan Umum

Waspada! Tak Cuma di Tol, Derek Liar Juga Beraksi di Jalan Umum

- detikNews
Rabu, 29 Mei 2013 11:49 WIB
Jakarta - Aksi derek liar yang meresahkan warga rupanya tidak hanya terjadi di ruas tol. Mereka juga melancarkan aksinya di jalur arteri, memanfaatkan kendaraan angkutan barang yang mogok atau sekadar berhenti.

Hal ini pernah dialami oleh seorang sopir mobil box bernama Yunus Ahmadi. Kejadian itu dialaminya, sekitar Maret 2013.

"Mereka beraksi di sepanjang Jalan Jenderal Ahmad Yani dan Jalan Yos Sudarso, Jakarta Utara," kata Yunus kepada detikcom, Rabu (29/5/2013).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Yunus menceritakan, saat itu mobil box miliknya mengalami mogok di dekat perempatan Coca Cola, Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Tiba-tiba saja, sebuah derek dari badan usaha koperasi memasang tali sling ke mobilnya.

"Itu kejadiannya cuma 5 menit, mobil derek langsung datang dengan 4 orang, mukanya seperti orang-orang Ambon atau Flores," kata dia.

Tanpa memberi penjelasan sedikit pun kepada si empunya mobil, 2 orang langsung memasang rantai di kendaraannya. Sementara seorang lainnya mengambil kunci mobil dan supir disuruh duduk di sisi penumpang.

"Saya tidak sempat ngomong apa-apa kemudian dia mengancam saya. "Kamu jangan banyak bicara, duduk dan diam di sana saja kalau tidak mau ada masalah"," kata Yunus membicarakan ucapan si penderek itu.

Setelah itu, derek liar itu membawa mobil box Yunus ke pool mereka yang berada di ujung fly over Cempaka Putih, tepat seberang Showroom Honda. Di situ, Yunus melihat derek liar itu bertuliskan 'KOPADER'.

"Ada tulisan 'KOPADER' di mobil dereknya. Di pool itu, saya diharuskan membayar Rp 800 ribu. Saya bayar saja karena tidak mau jadi panjang lebar dan berlama-lama di sana," kata dia.

Kejadian serupa, dialami oleh sopir tangki bernama Junaedi. Saat itu, mobilnya tiba-tiba mengalami mogok di sekitar lampu merah Rawamangun, Jakarta Timur. Hanya dalam waktu 5 menit, derek liar datang dan langsung memasang sling ke mobilnya.

"Waktu itu ada empat orang, langsung main derek saja tanpa basa-basi," kata Junaedi.

Junaedi saat itu sempat berdebat dengan sang sopir dan menolak untuk diderek. Ia berkeyakinan, mobilnya bisa kembali jalan setelah dipompa keluar angin di dalam mesin.

"Lalu saya dipaksa masuk ke mobil dan disuruh duduk di sisi penumpang dan langsung diderek," kata dia.

Kemudian mobil di tarik ke tempat pool mereka di ujung fly over, depan ITC Cempaka Mas. Di pool tersebut, mereka meminta upah jasa derek sebesar Rp 1,5 juta.

"Ya akhirnya saya setuju dengan syarat mobil harus dibawa ke bengkel," kata dia.

Saat itu, Junaedi melihat seorang pelaku menelepon seseorang. Dan aneh bin ajaib, dalam waktu sekejap, mobilnya menyala kembali dan orang derek menyarankan tidak perlu ke bengkel.

(mei/gah)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads