Hal ini pernah dialami oleh seorang sopir mobil box bernama Yunus Ahmadi. Kejadian itu dialaminya, sekitar Maret 2013.
"Mereka beraksi di sepanjang Jalan Jenderal Ahmad Yani dan Jalan Yos Sudarso, Jakarta Utara," kata Yunus kepada detikcom, Rabu (29/5/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu kejadiannya cuma 5 menit, mobil derek langsung datang dengan 4 orang, mukanya seperti orang-orang Ambon atau Flores," kata dia.
Tanpa memberi penjelasan sedikit pun kepada si empunya mobil, 2 orang langsung memasang rantai di kendaraannya. Sementara seorang lainnya mengambil kunci mobil dan supir disuruh duduk di sisi penumpang.
"Saya tidak sempat ngomong apa-apa kemudian dia mengancam saya. "Kamu jangan banyak bicara, duduk dan diam di sana saja kalau tidak mau ada masalah"," kata Yunus membicarakan ucapan si penderek itu.
Setelah itu, derek liar itu membawa mobil box Yunus ke pool mereka yang berada di ujung fly over Cempaka Putih, tepat seberang Showroom Honda. Di situ, Yunus melihat derek liar itu bertuliskan 'KOPADER'.
"Ada tulisan 'KOPADER' di mobil dereknya. Di pool itu, saya diharuskan membayar Rp 800 ribu. Saya bayar saja karena tidak mau jadi panjang lebar dan berlama-lama di sana," kata dia.
Kejadian serupa, dialami oleh sopir tangki bernama Junaedi. Saat itu, mobilnya tiba-tiba mengalami mogok di sekitar lampu merah Rawamangun, Jakarta Timur. Hanya dalam waktu 5 menit, derek liar datang dan langsung memasang sling ke mobilnya.
"Waktu itu ada empat orang, langsung main derek saja tanpa basa-basi," kata Junaedi.
Junaedi saat itu sempat berdebat dengan sang sopir dan menolak untuk diderek. Ia berkeyakinan, mobilnya bisa kembali jalan setelah dipompa keluar angin di dalam mesin.
"Lalu saya dipaksa masuk ke mobil dan disuruh duduk di sisi penumpang dan langsung diderek," kata dia.
Kemudian mobil di tarik ke tempat pool mereka di ujung fly over, depan ITC Cempaka Mas. Di pool tersebut, mereka meminta upah jasa derek sebesar Rp 1,5 juta.
"Ya akhirnya saya setuju dengan syarat mobil harus dibawa ke bengkel," kata dia.
Saat itu, Junaedi melihat seorang pelaku menelepon seseorang. Dan aneh bin ajaib, dalam waktu sekejap, mobilnya menyala kembali dan orang derek menyarankan tidak perlu ke bengkel.
(mei/gah)