"Anak saya makan salak kebanyakan, perutnya kembung. Dia dibawa ke RS di Jakarta. Tapi tidak bisa, akhirnya dia dibawa ke Singapura," kata Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahja Purnama di RS Siloam, Semanggi, Jakarta, Rabu (17/4/2013)
Pengalamannya ini diceritakan dalam sambutan pembukaan Pelatihan Akreditasi Rumah Sakit se DKI Jakarta. Dalam acara ini turut hadir Kepala Dinas Kesehatan Pemprov DKI Dien Emawati dan perwakilan 153 RS seluruh DKI.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pertama datang, langsung diinfus, setelah itu mau dikasih minum obat. Bagaimana caranya sedangkan perutnya bermasalah," kata suami Veronica Tan ini.
Prosedur yang ringkas justru ia dapatkan di Singapura. Bahkan anaknya tidak perlu minum obat dan langsung dipulangkan.
"Dia cuma dimasukkan obat ke anusnya, begitu dia sudah buang air, terus makan dan disuruh pulang. Kan itu berbeda dengan prosedur kita disini yang kadang sampai diopname," kata Ahok.
Tidak hanya anaknya yang berobat di luar negeri. Mertua dan adik ipar juga diakuinya pernah berobat keluar negeri. Hal ini membuatnya merasa miris tetapi hanya bisa menerima. Karena pada dasarnya ia juga mengakui kualitas kesehatan di Singapura.
"Beberapa keluarga saya memang memilih berobat di luar. Saya mau nasionalisme juga gimana, susah. Karena memang kenyataannya bagus," ujarnya.
Beberapa pengalaman keluarganya yang berobat ke Singapuralah yang mendorongnya memperbaiki sistem kesehatan di DKI Jakarta. Ia tidak ingin nantinya orang Indonesia masih berobat ke Singapura atau Malaysia.
"Nanti tidak ada lagi orang Indonesia yang mengatakan Singapura dan Malaysia lebih bagus,"
(mad/mad)