Lalu siapa dibaliknya? Apakah AT merupakan bagian dari kelompok tim sukses salah satu calon yang berlaga di Pemilihan Wali Kota Palopo?
"Kita belum melihat posisinya," jawab ," kata Karopenmas Polri, Brigjen Pol Boy Rafli Amar, di Gedung Divisi Humas Mabes Polri, Jl Senjayam Jakarta Selatan, Rabu (3/4/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Boy tidak menegaskan apakah kerusuhan tersebut berasal dari pihak yang kalah dalam Pilwakot Palopo. Polri juga belum menemukan ada indikasi pendanaan dibalik aksi AT yang terindikasi sebagai provokator kerusuhan yang mengakibatkan terbakarnya sejumlah kantor lembaga pemerintahan, media massa lokal dan parpol.
"Belum ada fakta yang menunjukan aksi tersebut didanai pihak lain atau tidak, " papar Boy saat disinggung dugaan pendanaan dalam aksi rusuh tersebut.
Namun demikian ada indikasi bahwa aksi anarkis tersebut telah direncanakan sebelumnya oleh pelaku. Bukti awal yang ditemukan kepolisian adalah adanya bom molotov yang dibawa massa dan dilemparkan untuk membakar fasilitas umum di Palopo.
"Patut diduga ada unsur perencanaan aksi. Ini berkait dengan ditemukannya botol berisi bensin. Kalau normal saja, hadir di rapat pleno, tentu tidak perlu membawa barang seperti itu," kata Boy.
Disinggung apakah enam tersangka tersebut merupakan warga asli Palopo atau dari luar, Boy menjawab bila seluruh tersangka adalah warga asli di sana.
"Mereka warga asli Palopo," jawabnya.
(ahy/lh)