"Tugas kita adalah memenuhi otak, perut dan dompet warga DKI. Hari ini kita gagal bukan karena tidak tahu tapi karena tidak peduli," jelas Ahok.
Hal itu disampaikan Ahok dalam sambutannya di acara penekenan komitmen bersama Satpol PP menggandeng 7 Dinas untuk Terapkan Ketertiban Umum di Balai Kota DKI, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (3/4/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia berpesan acara penandatanganan ini tidak hanya menjadi acara seremonial belaka. Namun dipraktikkan dalam tugas sehari-hari pasca penandatanganan ini.
"Tidak bisa di DKI, misalnya Kepala Dinas Perhubungan lihat sampah lalu diam karena ini bukan tugasnya. Lalu misal ketika ada kebakaran, Satpol PP harus ada. Masyarakat panik, Satpol PP harus ada di lapangan. Kemudian, mobil pemadam nyari jalan sendiri, tidak ada petugas Dishub memberi tahu jalan mana yang macet atau tidak, dan mengurai kemacetan," papar Ahok.
Contoh lain, anggaran Dinas Pertamanan dan Pemakaman (Distamkam) Rp 4-5 miliar untuk mengamankan tamannya yang dibantu Satpol PP. Dinas PU harus tahu jalan mana yang harus diperbaiki. Kepedulian ini juga harus juga dimiliki wali kota, lurah hingga RT dan RW.
"Wali Kota, lurah, RT itu harus lebih tahu. Supaya cepat bergerak. Lalu kerjanya apa kalau tidak saling melengkapi? Kalau Pak RT tidak tahu ada rumahnya mau ambruk, ganti saja. Jangan Satpol PP cuma ngerokok saja melihat teman-temannya bekerja," kritik Ahok.
(nwk/nrl)