"Masyarakat kita kadang suka suudzon karena pemerintah biasa uangnya dihilangkan, dicuri dan sebagainya. Tentang PMI, jangan sampai (jika) ada apa-apa, PMI dikalahkan dengan yayasan swasta," ujar Ahok dalam acara Penutupan Bulan Dana PMI DKI Jakarta di Balai Agung, Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (22/3/2013).
Hadir pula di dalam acara ini Ketua PMI DKI Jakarta, Reni Sutiyoso.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam kesempatan tersebut, Ahok sempat sempat bercerita tentang filosofi Lao Tze. Dia menjelaskan ada 5 hal penting di dalam sebuah negara yakni wilayah, pertahanan, rakyat, makanan, dan kepercayaan.
"Ada seorang murid yang bertanya bagaimana kalau hanya tersisa 4? Maka dijawabnya lepaskan pertahanan. Kalau harus tersisa 3? Maka buang makanan. Kalau tinggal 2, lepaskan pertahanan. Kalau hanya tersisa 1, maka buanglah rakyat.
Apa artinya ini? Kita tetap bisa menjadi orang Indonesia di Belanda, di mana pun kalau kita punya kepercayaan bangsa ini bisa dibangun," ceritanya.
Ahok mengatakan bahwa sekarang ini masyarakat sangat sulit memberikan kepercayaannya kepada pemerintah. Ditambah lagi dengan begitu banyaknya politisi yang terjerat kasus korupsi.
"Cara kami adalah dengan memiliki transparansi," tutur Ahok.
Kembali Ahok mengingatkan bahwa biaya pengeluaran Pemprov DKI saat ini bisa diakses langsung di website resminya. Menurutnya, transparansi adalah salah bentuk edukasi politik bagi masyarakat.
"Dana yang didapatkan PMI pun digunakan untuk pembangunan orangnya. Kalau otak sehat, perut sehat tapi kagak punya uang, susah juga. Maka tentu kami dari pemprov juga harus menaikkan hibah sosial untuk PMI," katanya.
(sip/nrl)