Peristiwa itu terjadi saat korban sedang membuat tato di sebuah kamar kos bersama beberapa temannya, Kamis (28/2/2013) sekitar pukul 13.30 WITA.
Kifli Kalapati (24) rekan korban kepada detikcom mengatakan, dia hanya mendengar suara tembakan menyalak dari dalam kamar kos. Setelah itu melihat dua anggota berpakaian preman yang keluar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kifli mengungkapkan dirinya tahu korban sedang tidur saat penembakan itu. "Saya tahu dia lagi tidur saat itu," singkatnya.
Kapolsek Tuminting AKP Herry Kandati kepada sejumlah wartawan di RSUP Prof Dr RD Kandou Malalayang membenarkan adanya penembakan itu. Menurutnya, korban memang sudah masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) Polsek Tuminting, sejak dua bulan lalu.
"Ada dua laporan polisi yang kami terima, kasus penganiayaan dan percobaan pemerkosaan. Memang sudah masuk DPO kami," tandas Kandati.
Lanjutnya, korban sempat melarikan diri ke Gorontalo dua bulan terakhir. Saat kembali lagi ke Manado untuk melihat keluarga, anggotanya mencium keberadaannya dan berupaya menangkap.
"Tiga anggota saya yang melakukan penangkapan saat itu. Tapi dia melakukan perlawanan. Satu anggota saya malah terkena lemparan batu di pelipis," kata Kandati.
Mengenai penembakan itu, anggotanya telah melakukan sesuai prosedur karena anggotanya sedang menjalankan tugas. "Dua kali tembakan peringatan dulu. Kami sudah amankan senjata anggota yang menembak dengan tiga selongsong di TKP," terang Kandati.
Korban saat ini telah berada di ruang IGD RSUP Prof Dr RD Kandou Malalayang dalam kondisi kritis. Sementara Bripka PP sudah diamankan di Polda Sulut.
(try/try)