Jakarta - Sekitar 9 perwakilan dari Forum Bersama Ulama, Umat dan Ormas Islam Bogor dan Jakarta, melaporkan kecurangan tim sukses capres-cawapres SBY-Kalla ke Majelis Ulama Indonesia (MUI). Pasalnya mereka menemukan bukti kongkret beredarnya buku dan majalah yang melecehkan akidah dan agama dalam kampanye pilpres putaran II.Ke-9 ulama itu berasal dari Ikhwanul Muslimin Indonesia, GPII, Hamas, Majelis Pemuda PP Al Irsyad, Front Hisbullah, Darul Muqarrobin, Biro Perjalanan Jihad, ketua-ketua majelis taklim dan Angkatan Muda Pembaharuan Islam dan Barisan Islam (Ampibi) 82.Mereka diterima oleh Ketua Komisi Ukhuwah Islamiyah MUI Chairul Chaidir dan Wakil Sekretaris MUI Ikhwan Syam di kantor MUI di Masjid Istiqlal, Jl.Taman Wijaya Kusuma, Jakpus, Jumat (19/9/2004).Menurut jubir Forum Bersama, M.Idris Hadi, setelah melihat perkembangan kampanye pilpres putaran II secara langsung dan tidak langsung, khususnya penyampaian kampanye melalui buku, mereka telah menemukan bukti kongkret dengan beredarnya buku yang mengusung salah satu capres/cawapres. Buku ditulis Drs.Siwi Purwono dengan judul "SBY Muslim Sejati, Negarawan Sejati, Pemimpin Sejati".Buku itu berformat majalah. Covernya adalah SBY mengenakan baju. Sedang isi bukunya adalah aktivitas SBY terkait dengan ritual Islam, foto-foto kampanye dan aktivitas lainnya. Termasuk sejumlah artikel.Forum Bersama menyoroti halaman 27 dari buku itu. Di halaman itu terdapat kalimat yang diawali takbir 3 kali dan dilanjutkan penekanan kata-kata yang berlebihan yaitu, "jika kita berpegang pada Al Qur'an dan sunah Rasulullah SAW, maka wajib hukumnya mencoblos pasangan SBY dan JK, pada pemilu putaran II.""Kami menganggap, buku itu telah melakukan pelecehan agama dan akidah,dalam mengajak umat Islam di Indonesia untuk memilih capres pada putaran II nanti. Kami menganggap untaian kalimat tersebut telah merusak akidah Islam. Untuk itu kami meminta agar MUI mendengarkan dan menelaah serta mengkaji, jika perlu menyikapi hal ini secara serius. Kami juga minta kepada kedua capres, SBY-Kall dan Mega-Hasyim untuk tidak menggunakan agama demi mencapai tujuannya," urai Idris.Idris menyatakan, bila salah satu menjadi presiden dan wapres, diharapkan tidak menciderai agama Islam dan menjatuhkan martabat umat Islam dengan berbagai alasan.Idris menegaskan, laporannya ke MUI bukan untuk menjatuhkan salah satu capres. Laporanya lebih ditujukan karena dalam buku tersebut ada kata "wajib" yang menurut ajaran Islam, hukum "wajib" adalah jika dilakukan akan mendapat pahala dan kalau tidak dilakukan mendapat dosa. "Ini yang akan membingungkan masyarakat," kata Idris. Idris dkk juga akan melaporkan ke Panwaslu mengenai hal ini.Chairul Chaidir dari MUI dalam kesempatan itu menyatakan, MUI sangat berterimakasih dengan temuan dari Forum Bersama. MUI berjanji pada Selasa mendatang akan membahas hal ini dengan seluruh ormas Islam di seluruh Indonesia.
(nrl/)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini