Sudadi Tidak Pernah Kirim Kabar kepada Istrinya

Sudadi Tidak Pernah Kirim Kabar kepada Istrinya

- detikNews
Selasa, 14 Sep 2004 17:12 WIB
Jakarta - Polisi menyebut inisial S, A, dan K sebagai orang yang dicurigai melakukan pengeboman Kedubes Australia. Disebut-sebut, orang berinisial S adalah Sudadi. Dan kini, Polri masih memburu Sudadi. Selama buron, Sudadi tidak pernah mengirim kabar kepada istrinya. Nama Sudadi, sebenarnya bukan nama asing, bagi pemerhati kasus terorisme. Nama Sudadi pernah muncul saat polisi menggerebek rumahnya pada Juni lalu. Sudadi diburu, karena diduga terkait bom Marriott dan bom Bali. Namun, dalam penggerebekan itu, Sudadi berhasil kabur. Saat itu, polisi hanya menangkap lima orang di rumah Sudadi. Rumah Sudadi di Kenteng RT 02, RW 03, Ngadirejo, Kartosuro, Sukoharjo, saat didatangi detikcom, Selasa (14/9/2004) tampak sepi. Istri Sudadi, Mar'atus Sholikhah, mengaku sejak lolos dari penangkapan suaminya tidak pernah berkirim kabar. Bahkan dimana sekarang suaminya berada, Mar'atus juga mengaku tidak mengetahuinya. Meski nama Sudadi disebut-sebut, terutama oleh media asing, sebagai orang yang terlibat bom Kedubes Australia, namun Mar'atus mengaku, sampai sekarang belum ada polisi yang menemuinya. "Belum ada polisi ke sini," kata dia saat ditanya apakah sudah ada polisi yang menemuinya. Bu Mar'ah, begitu para tetangganya biasa memanggil, saat ini sendirian menopang kehidupan keluarganya dengan memproduksi dan menjahit pakaian muslimah. Sedangkan setiap sore, dia tetap mengajar di sebuah TPA di dekat rumahnya.Sejumlah orang yang pernah mengenal dekat dengan Sudadi, termasuk sejumlah guru yang menjadi kolega Sudadi, juga mengaku tidak tahu keberadaannya. Sebelum buron Sudadi adalah guru dengan status karyawan tidak tetap di sebuah SD swasta di dekat rumahnya. Mata pelajaran yang diampu adalah Bahasa Arab dan IPS. Profesi ini telah dijalaninya selama belasan tahun di berbagai SD.Sedangkan Ari Setyawan alias Wawan yang ditemui di bengkel tempatnya bekerja di Jl. Hasanuddin, Solo, mengaku tidak mengenal Sudadi. Wawan ditangkap Tim Mabes Polri 25 Juli lalu karena dugaan terlibat dalam kasus terorisme. Namun, sejak 5 September, pemuda 22 tahun ini dikembalikan ke Solo dalam status penangguhan penahanan dan wajib absen dua kali seminggu."Saya tidak kenal siapa Pak Sudadi. Saya juga tidak tahu apa alasan polisi menangkap saya waktu itu. Waktu diperiksa di Mabes Polri, saya juga ditanya apakah kenal dengan Azahari dan Noordin M Top serta di mana mereka bersembunyi. Tapi, karena saya tidak kenal ya saya jawab tidak tahu," papar Wawan.Wawan hanya bisa menduga-duga, penangkapan terhadap dirinya itu mungkin karena dia sering menjemput Urwah, seorang guru ngaji yang lebih dulu ditangkap polisi. "Saya memang sering menjemput Ustadz Urwah untuk mengisi pengajian di masjid kampung saya. Tapi saya tidak tahu kegiatan Ustadz Urwah selain di majelis pengajian itu," papar pemuda lulusan sebuah SMK Negeri di Solo tersebut. (asy/)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads