"Beberapa temuan berhasil diperoleh. Pada saat survei ditemukan 3 batu tegak atau tugu batu di sebelah barat Kolam Segaran. Masyarakat menyebutnya 'Cangcangan Gajah' yang berfungsi sebagai tiang mengikat gajah. Daerah tempat ditemukannya tugu oleh masyarakat disebut Pawon Sewu yang artinya Dapur Seribu. Apakah benar batu itu untuk mengikat gajah? Apakah benar di lokasi itu pernah ada bukti-bukti kegiatan memasak secara massal?" terang arkeolog UI Dr Ali Akbar dalam perbincangan Rabu (10/10/2012).
Eskavasi di situs Trowulan yang dikenal sebagai peninggalan Majapahit itu digelar hingga 29 September lalu. Arkeolog UI memimpin ekskavasi di dekat batu utuh (monolit) setinggi 180 cm dari permukaan tanah. Ini pertama kalinya dilakukan ekskavasi di tugu batu tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yang menarik, lanjut Ali, tugu batu itu setelah diamati ternyata batu alami berjenis andesit berbentuk columnar joint. Bentuknya memanjang berpenampangnya segi 5, mirip dengan columnar joint yang ada di situs prasejarah Gunung Padang Cianjur.
"Columnar joint di Gunung Padang digunakan untuk sarana pemujaan roh nenek moyang," imbuhnya.
Lebih lanjut, Ali yang juga memimpin eskavasi di Gunung Padang menjelaskan, Trowulan yang dikenal sebagai situs periode Kerajaan Majapahit sekitar abad ke 14 Masehi terletak di dataran aluvial. Tidak terdapat batuan columnar joint di situs yang banyak ditemukan candi Hindu tersebut.
"Kemungkinan lokasi sumber batu terdekat ada di tenggara dan selatan situs, yakni di jajaran pegunungan Penanggungan, Welirang, dan Anjasmoro dengan jarak sekitar 25 kilometer dari Trowulan. Apa fungsi tugu batu tersebut dan dari mana batu tersebut berasal masih diteliti lebih lanjut," urainya.
(ndr/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini