Gus Dur Resmikan The Wahid Institute
Selasa, 07 Sep 2004 22:37 WIB
Jakarta - Hari ini Gus Dur meresmikan The Wahid Institute (TWI) TWI diharapkan dapat membangun pemikiran Islam Moderat yang mendorong terciptanya demokrasi pluralisme agama. Gus Dur mengatakan bahwa TWI murni pekerjaan putrinya, Yenny Zannuba Wahid."Saya tidak ikut-ikutan. Ini kerjaannya Yenny. Saya mengharapkan The Wahid Institute bisa berkembang bagi kepentingan umat islam dan seluruh agama lainnya," ujar Gus Dur di Ballroom Hotel Regent, Jl HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Selasa (7/9/2004). "Tujuan TWI sejalan dengan visi Gus Dur yaitu membangun pemikiran Islam Moderat yang mendorong terciptanya demokrasi pluralisme agama-agama, multikulturalisme dan toleransi di kalangan kaum muslim Indonesia," kata Yenny dalam sambutannya selaku direktur TWI. Salah satu program TWI antara lain mengkampanyekan pemikiran islam yang menghargai pluralitas dan demokrasi. TWI berkedudukan di jalan Duren Tiga Raya, no 4, Jaksel, atau bisa dikunjungi melalui web site www.wahidinstitute.org."Selain itu melalui program pendidikan kita akan mendidik kyai muda yang ada di desa berdasarkan visi Gus Dur tadi," jelas alumnus Harvard University itu.Malam itu Gus Dur semeja dengan istrinya Shintia Nuriyah, dan 4 orang jendral. Mereka adalah Capres Susilo Bambang Yudhoyono, mantan capres Wiranto, mantan wakil presiden Tri Sutrisno, dan mantan menperindag orba Luhut Binsar Panjaitan.Dimeja lain juga tampak adik Gus Dur Solahuddin Wahid, Syaefullah Yusuf, Muhaimin Iskandar, Ketua Komnas HAM Abdul Hakim Garuda Nusantara, Wimar Witular, Yahya C.Staquf, Alwi Shihab, Mahfud MD, Ketua PP Muhamadiyah Achmad Syafii Maa'rif, Muslim Abdurahman, Denny JA dan beberapa dubes negara tetangga.Capres Megawati yang semula dijadwalkan hadir, batal karena keluar kota. Acara yang dimulai pada pukul 20.00-21.50 WIB juga diisi dengan sambutan antara lain dari Syafii Maa'rif dan SBY.Dalam peluncuran ini Yenny mengajak yang seluruh undangan yang hadir mengheningkan cipta sehubungan meninggalnya Direktur Imparsial Munir dan untuk kesembuhan cendikiawan muslim Nurcholis Madjid.
(dni/)