"Pil Yaba ini konon harganya sangat murah dan tidak menutup kemungkinan masuk ke Indonesia. Oleh karena itu, kemungkinan penyelundupan Yaba ini perlu kita waspadai," jelas Direktur Narkotika Bareskrim Mabes Polri Brigjen Arman Depari.
Hal ini diungkapkan Arman di sela-sela acara Pertemuan Bilateral ke-7 Ditnarkoba Mabes Polri dengan Jabatan Siasatan Jenayah Narkotik Polisi Diraja Malaysia (JSJN PDRM) di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta Utara, Selasa (11/9/2012).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yaba ini asalnya dari Myanmar," ujar Arman.
Direktur Investigasi Kejahatan Narkotik PDRM Datuk Noor Rashid bin Ibrahim mengatakan bahwa perkembangan narkotika sintetis di Malaysia semakin maju.
"Yaba ini pilnya ada 3 butir dalam satu kotak," kata Datuk Noor dalam kesempatan yang sama.
Ia menjelaskan, bila pemakai hanya menggunakan 2 butir saja, maka tidak akan menimbulkan efek terhadap si pengguna. Namun, bila butiran pil ketiga ini ditelan, pengguna akan merasakan efek seperti mengkonsumsi narkotika jenis ekstasi.
"Kalau hanya dua saja tidak akan terjadi apa-apa. Tetapi anehnya kalau ketiganya ditelan, maka akan timbul efek," jelas Datuk Noor.
Pihak PDRM saat ini tengah menguji kandungan dari pil tersebut di laboratorium. "Sampai sekarang kita masih teliti (kandungannya)," ujar dia.
Datuk Noor menambahkan, di Malaysia, Yaba ini ditemukan di Kedah, wilayah yang berbatasan di Pulau Pinang. Ada sekitar 500 ribu butir pil Yaba yang ditemukan saat itu. Pulau Pinang ini merupakan pelabuhan bagi kapal-kapal dari Myanmar.
Ia menduga, Yaba diedarkan ke Kedah lantaran ada beberapa warga Myanmar yang bekerja di Kedah.
"Sasarannya mungkin pekerja Myanmar atau tidak menutup kemungkinan ke warga kita karena harganya cukup murah," tutupnya.
(mei/aan)