Fokker F-27 pertama kali beroperasi di Indonesia pada 1966. Bukan TNI AU yang pertama kali mengoperasikan pesawat ini di Tanah Air, melainkan PT Pertamina. Baru 10 tahun kemudian, pesawat ini memperkuat Skadron 2 Wing Operasi 001 Lanud Halim Perdanakusumah.
Di lingkungan militer, F27 mendapat julukan 'Trooship'. Pesawat bermesin turboprop ini dirancang dan dibangun oleh produsen pesawat Fokker asal Belanda yang sudah bangkrut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Prototipe pertama, PH-NIV, terbang pertama kali pada 24 November 1855. Prototipe kedua dan mesin produksi awal adalah 0,9 m (3 kaki) lebih panjang. Prototipe ini mampu mengangkut 4 penumpang lebih banyak, yakni totalnya 32 orang. Pesawat ini juga menggunakan mesin yang lebih kuat yakni Dart Mk 528. engine.
Model produksi pertama, F27-100, dikirim ke Aer Lingus pada November 1958. Pembeli awal pesawat ini antara lain Braathens AMAN, Luxair, Ansett, New Zealand National Airways Corporation, Trans Australia Airlines dan Turkish Airlines.
Pada 1956, Fokker menandatangani kesepakatan lisensi dengan produsen pesawat AS, Fairchild, untuk membangun F27 di AS. Pesawat yang dibuat di AS ini terbang pertama pada 12 April 1958. Fairchild juga mengambangkan sendiri versi lain yang dinamakan FH-227. Kebanyakan pesawat yang dijual Fairchild dibuat di Amerika Utara.
Pada akhir produksi Fokker F27 di tahun 1987, 586 unit telah dibuat, ditambah 207 F-27 dan FH-227 di Amerika Serikat oleh Fairchild. Sementara itu banyak pesawat yang telah dimodifikasi dari pesawat untuk layanan penumpang ke kargo. Fedex Express adalah perusahaan layanan kargo di AS yang pernah menggunakan F27.
Pesawat ini kemudian dipensiunkan dan digantikan oleh ATR42 dan ATR72 pada akhir tahun 2009. Pesawat terakhir yang dimiliki lantas disumbangkan ke museum penerbangan Hickory.
Pada awal 1980-an, Fokker mengembangkan penerus F-27 yakni Fokker 50. Meskipun didasarkan pada badan pesawat F27-500, Fokker 50 merupakan pesawat baru yang menggunakan mesin Pratt & Whitney dari Kanada dan memiliki sistem modern. Kinerja dan kenyamanan penumpang pun ditingkatkan dari F27.
Sementara itu, Fokker-27 TNI AU yang jatuh di Halim adalah buatan tahun 1977. Pesawat ini membawa 7 orang, dipiloti Kapten Hery dengan kopilot Paulus. Pilot bersama 5 tentara lainnya tewas, sedang kopilot kritis.
(Berbagai sumber)
(nrl/nrl)